Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i’tikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.

Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.

Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.

Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.

Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.

Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.

Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba’id.

Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.

Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yang teguh.

Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat engkau ke pulau itu.

La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.

Laut Silan terlalu dalam,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang mendapat permata nilam.

Laut Silan wahid al kahhar,
riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.

Itulah laut yang maha indah,
ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau sempurna musyahadah.

Silan itu ombaknya kisah,
banyaklah akan ke sana berpindah,
topan dan ribut terlalu ‘azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.

Laut Kulzum terlalu dalam,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan karam,
perbaiki na’am, siang dan malam.

Ingati sungguh siang dan malam,
lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam,
ingati perahu jangan tenggelam.

Jikalau engkau ingati sungguh,
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.

Sampailah ahad dengan masanya,
datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya,
berlayar itu dengan kelengkapannya.

Wujud Allah nama perahunya,
ilmu Allah akan [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya,
“yakin akan Allah” nama pawangnya.

“Taharat dan istinja’” nama lantainya,
“kufur dan masiat” air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya
tauhid itu akan sauhnya.

Salat akan nabi tali bubutannya,
istigfar Allah akan layarnya,
“Allahu Akbar” nama anginnya,
subhan Allah akan lajunya.

“Wallahu a’lam” nama rantaunya,
“iradat Allah” nama bandarnya,
“kudrat Allah” nama labuhannya,
“surga jannat an naim nama negerinya.

Karangan ini suatu madah,
mengarangkan syair tempat berpindah,
di dalam dunia janganlah tam’ah,
di dalam kubur berkhalwat sudah.

Kenali dirimu di dalam kubur,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan badan terhancur.

Di dalam dunia banyaklah mamang,
ke akhirat jua tempatmu pulang,
janganlah disusahi emas dan uang,
itulah membawa badan terbuang.

Tuntuti ilmu jangan kepalang,
di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana datang,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.

Tongkatnya lekat tiada terhisab,
badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang dan lenyap,
(baris ini tidak terbaca)

Munkar wa Nakir bukan kepalang,
suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya besar terlalu panjang,
cabuknya banyak tiada terbilang.

Kenali dirimu, hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang,
dengan siapa lawan berbincang?

La ilaha illallahu itulah firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati insap,
siang dan malam jangan dilalaikan.

La ilaha illallahu itu terlalu nyata,
tauhid ma’rifat semata-mata,
memandang yang gaib semuanya rata,
lenyapkan ke sana sekalian kita.

La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah,
sekalian makhluk ke sana berpindah,
da’im dan ka’im jangan berubah,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.

La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,
siang dan malam jangan kau sunyikan,
selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan rasul juga yang menyampaikan.

La ilaha illallahu itu kata yang teguh,
memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh,
hendak membawa dia bersungguh-sungguh.

La ilaha illallahu itu kesudahan kata,
tauhid ma’rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara,
hamba dan Tuhan tiada berbeda.

La ilaha illallahu itu tempat mengintai,
medan yang kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai,
siang dan malam jangan bercerai.

La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,
menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yang mudah,
pertemuan Tuhan terlalu susah.

Hamzah Fansuri
Read More >>

Setelah diri bertambah besar
di tempat kecil tak muat lagi,
Setelah harga bertambah tinggi
orang pun segan datang menawar,
Rumit beredar di tempat kecil
kerap bertemu kawan yang culas,
Laksana ombak di dalam gelas
diri merasai bagai terpencil,
Walaupun musnah harta dan benda
harga diri janganlah jatuh,
Binaan pertama walaupun runtuh
kerja yang baru mulailah pula,
Pahlawan budi tak pernah nganggur
khidmat hidup sambung bersambung,
Kadang turun kadang membumbung
sampai istirahat di liang kubur,
Tahan haus tahanlah lapar
bertemu sulit hendaklah tenang,
Memohon-mohon jadikan pantang
dari mengemis biar terkapar,
Hanya dua tempat bertanya
pertama tuhan kedua hati,
Dari mulai hidup sampai pun mati
timbangan insan tidaklah sama,
Hanya sekali singgah ke alam
sesudah mati tak balik lagi,
Baru rang tahu siapa diri
setelah tidur di kubur kelam,
Wahai diriku teruslah maju
di tengah jalan janganlah berhenti,
Sebelum ajal, janganlah mati
keridhaan Allah, itulah tuju,
Selama nampak tubuh jasmani
gelanggang malaikat bersama setan,
Ada pujian ada celaan
lulus ujian siapa berani,
Jika hartamu sudah tak ada
belumlah engkau bernama rugi,
Jika berani tak ada lagi
separuh kekayaan porak poranda,
Musnah segala apa yang ada
jikalau jatuh martabat diri,
Wajah pun muram hilanglah seri
ratapan batin dosa namanya,
Jikalau dasar budimu culas
tidaklah berubah kerana pangkat,
Bertambah tinggi jenjang di tingkat
perangai asal bertambah jelas,
Tatkala engkau menjadi palu
beranilah memukul habis-habisan,
Tiba giliran jadi landasan
tahanlah pukulan biar bertalu,
Ada nasihat saya terima
menyatakan fikiran baik berhenti,
sebablah banyak orang membenci
supaya engkau aman sentosa,
Menahan fikiran aku tak mungkin
menumpul kalam aku tak kuasa,
Merdeka berfikir gagah perkasa
berani menyebut yang aku yakin,
Celalah saya makilah saya
akan ku sambut bertahan hati,
Ada yang suka ada yang benci
hiasan hidup di alam maya

Read More >>
"Kalau engkau kaya, senangkanlah hatimu! Kerana di hadapanmu terbentang kesempatan untuk mengerjakan segala yang sulit-sulit. Segala perbuatanmu dihargai orang, engkau beroleh pujian di mana-mana. Engkau menjadi mulia, tegakmu teguh. Di hadapan engkau terhampar permaidani kepujian, sebab itu engkau beroleh kebebasan dan kemerdekaan. Jika engkau fakir miskin, senangkan pulalah hatimu! Kerana engkau telah terlepas dari suatu penyakit jiwa, peyakit kesombongan yang selalu menimpa orang kaya. Kefakiran dan kemiskinan adalah nikmat, yang tidak ada jalan bagi orang lain buat kecil hati, dan tidak ada pintu bagi kebencian".
Read More >>
Kemampuan adalah apa yg dpt anda lakukan.Motivasi menentukan apa yg anda lakukan .Sikap menentukan seberapa baik Anda melakukannya.
Jangan pernah biarkan kesedihan di masa lalu membuatmu takut tuk menerima seseorang yg baru
Luangkan waktumu untuk keluarga. Karena saat dapat berkumpul bersama, itu adalah kebahagiaan yg sempurna.
Keikhlasan adalah bukti kesabaran yg sejati.
Ketika apa yang kamu inginkan belum tercapai, Tuhan sedang memberitahumu untuk berusaha lebih lagi!
Terluka dan memaafkan adalah bagian dari cinta. Karena cinta yg tulus pasti akan ada kata maaf untuknya.
Jangan janjikan seorang untuk tetap tinggal jika sifatmu saja membuatnya ingin pergi icon neutral Kata Kata Bijak
Cinta bukan sekedar menunggu tuk dicintai, melainkan juga keberanian untuk mencintai~
Cinta akan sempurna ketika saling melengkapi, dan akan indah ketika kita bisa mengasihi.
Sahabat yg baik adalah saat mereka dibelakangmu, mereka memotivasimu. Tp saat dia didepanmu, mereka tak akn melupakanmu.
Wanita yang tegar slalu mempunyai hati yang sempurna.
Cinta yang tulus slalu mempunyai alasan untuk mempertahankan meski sedang diuji dalam cobaan yg mungkin bisa memisahkan.
Perjalanan hidup yang indah adalah ketika kita mampu berbagi, bukan menikmatinya sendiri atau bahkan menyombongkan diri.
Bukan mereka yg mempunyai segalanya, tapi mereka yg mempunyai hati yg sempurna yg bisa membuatmu benar2 bahagia.
Bekerja lah tuk duniamu seakan engkau hidup selamanya, beramal lah tuk akhiratmu seakan esok hari engkau tlah tiada.
Kesuksesan bukanlah segalanya, kegagalan hanya proses semata, berbuat yang terbaik adalah yang terutama.
Kadang kamu harus mengikhlaskan. Bukan karena tak sayang, melainkan kita tau ada sesuatu yg memang tak bisa dipaksakan.
Penyesalan akan hari kemarin, dan ketakutan akan hari esok adalah dua pencuri yg mengambil kbahagiaan saat ini
Ketika kamu tulus mencinta, kamu selalu mencintainya meski telah berpisah. Jika tidak, kamu memang dari awal tak mencintainya.
Terkadang, tak peduli apapun usaha Anda tuk mengusir seseorang dari pikiran, dia tak pernah meninggalkan hati .
Lebih mudah senyum dan bertindak semuanya baik saja ketimbang menjadi berantakan dan menangis, lalu byk org menanyakan mengapa.  #zedquotes”
Saat Anda membalas rasa sakit dgn senyuman, saat itulah Anda memastikan bhw diri Anda lbh baik dr org yg menyakiti itu
Diam bukan berarti lemah, terkadang kita diam karena kita cukup dewasa untuk menyikapi masalah.
Sesibuk²nya seorang pria, pasti akan berusaha menyisakan sedikit waktu u/ dpt menghubungi wanita yg ia cinta. ☺
Jangan terlalu lelah untuk mencari, lebih baik belajar menerima dia dengan setulus hati.
Bahagia adalah ketika dapat bersama, saling mencinta tanpa mempermasalahkan kekurangan yg kita punya.
Senyuman itu seperti perban, menutupi luka, tapi sakitnya masih terasa.
Cowok cakep itu gampang dicari. Yang susah; mendapatkan seseorang yg tulus & setia mencintai.
Sahabat adalah keindahan jiwa yg dimana bisa memberikan warna ketika hari kita tampak biasa.
Masa lalu memang menyimpan banyak kenangan, namun itu bukan alasan tuk tak terus melangkah ke depan.
Tegas berbeda jauh dengan kejam. Tegas itu mantap dalam kebijaksana sedangkan kejam itu keras dalam kesewenang-wenangan.
Bahagia itu sederhana; mensyukuri, mencintai dan menjaga apa yg kita miliki.
Jika cinta, buktikan saja. Jika tak cinta, lebih baik jangan memberi sebuah harapan yg bisa melukainya.
Hidup bukan tentang mempermasalahkan sebuah perbedaan, melainkan saling melengkapi kekurangan.
Memberi memang mudah, terutama disaat kita memiliki sesuatu dalam keadaan berlebih. Namun “memberi” sesuatu, akan terlihat luar biasa tatkala kita memilikinya hanya satu itu saja, sedangkan kita juga sama-sama membutuhkan.
Tidak ada yang salah jika kamu menunjukkan rasa peduli pada seseorang, yangg salah adalah mengharapkan dia untuk melakukan hal yang sama.
Kebaikan yang ditanam tak kan pernah berbuah nista. Meskipun adakalanya kebaikan dibalas angkara murka. Dan patut disadari, ranum buahnya akan selalu bisa di petik di surga nanti.
Jangan pernah menyerah! Jika Tuhan belum menjawab doamu, itu karena Tuhan punya rencana yg lebih baik tuk hidupmu.
Kesenanagan terbesar dalam hidup ini adalah melakukan hal, dimana orang lain menganggap bahwa kita tidak mampu melakukan hal tersebut.
Berharap menjadi pribadi yang besar boleh saja. Dan perlu diketahui, awal dari yang besar selalu dibentuk dengan hal-hal kecil dalam diri.
Berhenti mencari seseorang yg sempurna tuk dicintai, lebih baik belajar dan persiapkan diri menjadi seorang yg pantas tuk dicintai.
Dia yg mengeluh adalah dia yg tak pernah bisa bersyukur, padahal tanpa ia sadari, karunia dari Tuhan telah ia nikmati setiap hari.
Jangan rendahkan dirimu untuk mendapatkan sesuatu, tapi rendahkan hatimu untuk berikan sesuatu.
Bergembira tatkala mendapatkan buah durian segar yang jatuh dari pohonnya adalah sesuatu yang lumrah. Namun bergembira tatkala mendapatkan buah durian busuk dari tetangga adalah hal yang luar biasa. icon biggrin Kata Kata Bijak
Nah itulah contoh kata kata bijak yang bisa anda gunakan untuk memotivasi diri sendiri ataupun orang lain, selain itu kata kata bijak di atas juga bisa anda jadikan refrensi untuk membuat kata kata bijak ciptaan anda sendiri. Terima kasih telah membaca ulasan kami kali ini, semoga bermanfaat untuk anda.
Read More >>
| Kata Romantis Islami | Kata Doa Indah Harapan Jodoh. pada kesempatan kali ini admin akan memberikan suatu informasi buat anda sekalian yang sedang mencari-cari artikel tentang Kata Cinta Indah Mutiara Islami penyejuk Hati, memang buat kamu semua para muslimin dan muslimah ada yang mudah sekali mendapatkan sang dambaan hati dan begitu juga sebaliknya ada beberapa orang yang justru kesulitan untuk mendapatkan Cinta Sejati. memang tiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda dalam memandang Cinta dan perasaan. dan perbedaan cara inilah yang menentukan seseorang tersebut mendapatkan suatu pasangan atau kekasih.
kata-kata mutiara islam- sering kali kita melihat para remaja yang dibuat galau karna masalah Cinta, entah mungkin karena sudah diracuni oleh oleh Cinta atau mungkin karena hal lain. itu sih masalah pribadi masing-masing, karena sebenarnya Pacaran itu dilarang oleh agama. tetapi jika hanya saling mengenal satu sama lain ya tidak apa-apa. asal tahu pergaulan yang benar dan tidak melenceng dari aturan norma dan agama.
Kata Kata Mutiara Cinta Islami Penuh Makna
Kata Kata Mutiara Cinta Islami Penuh Makna
Nah buat kamu semua yang ingin segera mendapatkan jodoh berikut akan admin berikan kata kata mutiara islam penuh makna:
Allah selalu memberikan senyum dibalik kesedihan. Allah selalu memberikan Harapan dibalik keputus-asaan..

Ingatlah.. Allah selalu memberikan kelebihan dibalik kekurangan.. Allah selalu memberikan Kekuatan dibalik kelemahan..

Kita punya RENCANA. Allah juga punya RENCANA

Akan tetapi sehebat apapun kita merencanakan sesuatu. Tetap rencana Allah adalah sebaik-baiknya rancangan.

Ketika perjalanan hidup terasa MEMBOSANKAN. Maka Allah menyuruh kita untuk banyak BERSYUKUR.

Ketika kesedihan menjatuhkan AIR MATA Maka Allah meminta kita untuk berusaha TERSENYUM .

Ketika kita menginginkan sesuatu yang tak kunjung DIDAPATKAN. Maka Allah meminta kita untuk sabar MENUNGGU.

★ ... Ku hampiri seribu wajah, menampilkan bayangmu.. Berpendar suka cita dalam harap cinta..

Sesungguhnya SABAR akan indah jika kita selalu dekat dgn ALLAH InsyaAllah.

Karena hidup ini terlalu singkat dan berharga jika di buang dengan orang yang TIDAK TEPAT (bukan jodoh kita)...

Lebih baik MENUNGGU orang yang benar-benar kita harapkan.. Daripada menghabiskan waktu dengan orang yang tidak tepat..

Cinta bukan tentang bagaimana perasaan itu muncul.. Tapi bagaimana perasaan itu agar tetap utuh...

Cinta bukan tentang jarak yang memisahkan.. Tapi tentang kepercayaan satu sama lain..

CINTA itu seperti menanam sebuah pohon, Jika kita SABAR pohon itu bisa menjadi pohon yang sangat besar dan kuat..

YA RABBANAA. Yg kami inginkan hanyalah kesempurnaan cinta_MU.. Karena hanya begitulah tidak akan ada rasa terluka dan kecewa pada akhirnya..

YA RABBANAA.. Satukan kekurangan kami dalam Ridha_MU.. Agar kekurangan itu dapat melebur menjadi kesempurnaan.

YA RABBANAA.. Satukan kami dalam naungan cinta_MU.. Dan cintakan kami pada kebaikan.. Agar cinta kami dapat menyatu menjadi kebaikan..

Aku tak berharap kesempurnaanmu.. Kerana aku ingin melengkapinya dengan kekuranganku..

Aku tak berharap di pertemukan denganmu.. Tapi aku meminta dipersatukan dalam cinta_NYA..

Jika aku disini menanti, ku harap kau disana menjaga.. Jika aku disini berdo’a, ku harap kau disana setia..

Semoga kasihmu pada_NYA membuatmu mampu bertahan dalam perpisahan yang panjang ini..

Semoga cintamu pada_NYA menjagamu dari angin2 keburukan yang mampu membuatmu lalai akan perintah_NYA.

Untukmu yang jauh disana.. Ku harap kau slalu menjaga hatimu.. Seperti disini aku menjaga hatiku..

~* Untukmu yang jauh disana, Berdinding jarak dan waktu, Berbatas ruang diantara kita..

Tanpa pernah merasa kecewa karena dia tidak bisa menjadi sempurna seperti apa yang kamu minta..

Jagalah ia dengan segenap jiwa ragamu.. Dan trimalah ia apa yang ada pada dirinya

Cintailah ia dengan hatimu.. Sayangilah ia dengan penuh ketulusan..

Di saat engkau menyakitinya.. Maka lihatlah saat dia rela meneteskan air matanya untukmu agar engkau selalu bahagia

Disaat engkau ingin mncapakkannya begitu saja Maka ingatlah dia yg slalu brusaha untuk menjadi pelangi ketika awan kelabu menyelimuti dirimu

Disaat engkau ingin mnduakan pasangan hidupmu Maka ingatlah dia yg slalu setia dsampingmu ketika kamu butuh seseorang yg mampu mbuatmu tegar

Cintailah seperti kamu mencintai dirimu sendiri.. Begitu juga sayangilah, orang yang kamu sayangi seperti kamu menyayangi dirimu sendiri

"Sesunguhnya dibalik kesusahan ada kemudahan" "dibalik kesedihan ada kebahagiaan" "Maha suci Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan"

Allah Menjanjikan bahwa semua itu akan INDAH PADA WAKTUNYA.

Menitipkan Sukacita di setiap dukacita Menitipkan Harapan di setiap keraguan

Allah menitipkan kelebihan di setiap kekurangan Menitipkan Kekuatan di setiap kelemahan

Kita merancang, Allah juga merancang.. Tetapi perancangan Allah lebih baik..

Saat segalanya terasa "MEMBOSANKAN", namun ALLAH berkata "TERUSLAH MELANGKAH"

Saat AIR MATA harus menetes, namun ALLAH berkata "TERSENYUMLAH"

RENCANA ALLAH itu BAIK Saat hati berkata " INGIN ", namun ALLAH berkata "TUNGGU".

Ya Allah, jika dia memang bukan untukku, berikan aku keikhlasan untuk bisa merelakannya bersama dengan orang lain."

Jika suatu saat nanti kehilangan.. Maka LEPASKANLAH DENGAN PENUH KEIKHLASAN

Cintailah seseorang dengan kesedrhanaan Rindukanlah seseorang dengan kesederhanaan

karena : Jika Suatu saat Nanti engkau kehilangannya..engkau tidak akan terlalu berat untuk melepaskannya.

jika engkau merindukan seseorang.. Maka Rindukanlah sekedarnya saja.. Janganlah Terlalu berharap Janganlah terlalu menginginkan

Untuk mu Sekarang... Jika engkau mencintai seseorang.. Maka Cintailah sekedarnya saja

Dan Kini aku Sadar.. Bahwa Terlalu berharap padamu adalah suatu kesalahan yang besar bagiku..

Aku sadar.. Bahwa Terlalu menginginkanmu adalah Suatu kesalahan yang Fatal bagiku

Aku sadar.. Bahwa Terlalu mencintaimu adalah suatu kesalahan besar bagiku

Aku sadar.. Bahwa terlalu merindukan kehadiranmu adalah suatu kesalahan bagiku

jika kamu berlayar pada lautan cinta pastikanlah kamu tau cara untuk mengarunginya

ta'aruf adalah cara pdkt dalam islam

Cinta yg taakan terkhianati adalah cinta kepada Illahi

Dan dialah sebenarnya yang masih mempedulikan kita. Yang akan membuat hidupmu berbalut bahagia penuh senyuman

Ketika kita pergi bersembunyi hanyalah untuk ditemukan. Ketika kita berjalan jauh hanyalah untuk melihat siapa yang masih setia mengikuti.

Pilih seorang mampu mengerti pikiranmu disaat engkau terdiam. Yg mampu merasakan kasih sayangmu disaat kemarahanmu.

Terkadang engkau harus berbicara pelan.. Agar engkau tahu siapa yang masih mau mendengarkanmu.

Terkadang engkau harus berlari jauh.. Agar engkau tahu siapa yang akan datang kepadamu.
Read More >>



Pembahasan Pertama

Tentang Yang Disyari’atkan

Yaitu meliputi: adab-adabnya, syarat-syaratnya, do`a-do`anya dan bacaan-bacaan dzikirnya banyak disebutkan dalam beberapa karya ilmiah, di antaranya kitab at-Tibyan fi adab hamlah al-Qur`an, karangan Imam Nawawi rahimahullah, kitab Fadhail al-Qur`an, karangan Ibnu Katsir rahimahullah.
Cukup itu saja yang kami sebut di sini agar lebih singkat.

Pembahasan Kedua

Koreksi Atas Bacaan-Bacan Do’a Dan Dzikir Dari Al-Qur’an Dan Membacanya

Tema ini secara khusus telah dibahas dalam sebuah risalah, artikel yang berjudul Bida’u al-Qurra’ al-Qadîmah wa al-Ma’âshirah (bid’ah yang dilakukan para ahli qira`at dahulu dan sekarang), akan tetapi saya mendapati kasus-kasus bid’ah yang jauh lebih banyak dari yang telah dibahas dalam risalah tersebut. Maka kitab ini menghimpun semua kasus tersebut dari segala sudutnya, mengingat kitab Allah (al-Qur`an) lebih mendapatkan prioritas dari kaum muslimin untuk dijaga dari bid’ah dan hal-hal yang diada-adakan. Oleh karena itu, risalah tersebut di atas sengaja saya masukkan dalam pembahasan buku ini dengan diberikan beberapa tambahan yang dipandang perlu.

Di antara bentuk penjagaan Allah ta'ala terhadap kitab-Nya, al-Qur`an al-Karim, adalah upaya salaf shalih yang konsisten dalam menjaga keaslian al-Qur`an dengan mengesampingkan hal-hal yang baru dan tambahan-tambahan. Terjaga, baik dalam tulisan, bacaan, qira`at, mengajarkan dan melakukannya maupun bacaan-bacaan dzikirnya. Itu semua membuktikan mukjizat al-Qur`an yang telah memasuki abad kelima belas tanpa adanya perubahan dan penggantian, penyelewengan dan perbaikan serta penambahan maupun pengurangan. Maha Suci Allah yang telah menurunkan kitab ini dan menjaganya serta menjadikan para huffazh dan pembelanya, di samping menjadikan kaum muslimin sebagai penjaga dan prajurit yang mempertahankannya.

Di antara bentuk rahmat Allah ta'ala dalam menjaga kitab-Nya adalah memberikan kesadaran kepada para ulama, khususnya para ahli qira`at sehingga mereka mewaspadai berbagai bentuk bid’ah yang bersumber dari kebodohan orang-orang yang membaca kitab Allah (al-Qur`an). Kesadaran itu juga tertuju pada masalah-masalah yang merasuki al-Qur`an pada suatu zaman dan tempat tertentu. Juga masalah-masalah yang berkisar pada cara-cara, takaran dan sebab-sebab yang masuk dalam lingkup kaidah Islam yang dikenal secara pasti, yaitu “keterbatasan ibadah kepada nash dan sumbernya, bukan kepada yang lain”.

Maka dari itu, pembahasan ini merupakan mata rantai yang menghubungkan upaya menyucikan al-Qur`an dari perkara-perkara baru yang menempel padanya. Saya membatasi bahasan ini pada masalah-masalah yang pokok yang diada-adakan oleh para pembaca al-Qur`an yang bodoh yang telah diperingatkan oleh ulama-ulama terdahulu. Pembahasan ini saya konsentrasikan pada hal-hal yang umum terjadi, yaitu berlaku condong terhadap bacaan-bacaan tertentu dan masalah-masalah yang diada-adakan oleh orang-orang zaman sekarang. Yaitu orang-orang yang membaca al-Qur`an terpaku pada meniru bacaan orang lain, baik di saat shalat maupun di luar waktu shalat, karena hal ini benar-benar terjadi dan banyak orang yang mengandalkannya. Seperti misalnya, komitmen seorang imam shalat Jum’at dalam membaca ayat yang sesuai dengan tema khutbah.

Kita telah mengetahui bahwa perbuatan bid’ah ini terlahir oleh sebab sikap berlebihan dalam agama dan lemahnya pengetahuan dan pemahan terhadap agama.

Di antara sebab-sebab tersebarnya kenyataan ini adalah mendiamkannya tanpa memberikan peringatan. Ini adalah merupakan masa-masa kelemahan dan keteledoran yang dialami oleh sebagian Ahlus Sunah, dan merupakan perbuatan yang sangat tercela manakala ahlul Qur`an tercemari perbuatan-perbuatan bid’ah. Lalu bagaimanakah dengan perkara-perkara baru (bid’ah) yang merasuk ke dalam bacaan al-Qur`an?

Atas dasar itu, perlu diperingatkan dan diberi teguran. Pembahasan ini mencakup peringatan dan teguran terhadap perkara-perkara yang diada-adakan oleh pembaca al-Qur`an dari dahulu hingga kini, baik dalam shalat maupun di luar waktu-waktu shalat, yang berkisar pada empat pembahasan utama:

Pertama, pokok-pokok masalah bid’ah yang dilakukan para pembaca al-Qur`an, yang telah diingatkan oleh para ulama.

Kedua, hukum bacaan qari` yang meniru seorang qari` yang lain.

Ketiga, menggoyang-goyangkan kepala dan sebagaian badan yang dilakukan oleh qari` dan pendengarnya.

Keempat, keluar dari ketetapan syari’at dalam membaca ayat al-Qur`an pada shalat Jum’at, dimana seorang imam membacanya disesuaikan dengan tema khutbah.

Simaklah uraiannya lebih lanjut berdasarkan urutan tersebut dengan berpijak pada kaedah-kaedah as-sunnah yang mengcounter setiap perkara baru dan bi’ah. Yang paling penting adalah “membatasi segala macam ibadah hanya bersandar pada nash dalam lingkup enam dimensi, yaitu sebab, jenis, takaran, cara-cara pelaksanaan, tempat dan waktu”.

Sekaligus sebagai isyarat bahwa perbuatan baru (bid’ah) apa saja di dalam beribadah, maka berarti:
1. Ia telah mengenyampingkan ketetapan syari’at.
2. Pelecehan terhadap syari’at.
3. Menyenangi sesuatu yang tidak disyari’atkan.
4. Memberikan kesan kepada kalangan awam bahwa hal bid’ah itu telah ditetapkan oleh syari’at.

Pada gilirannya, agama yang telah ditetapkan syari’atnya menjadi terselewengkan dan palsu.
Mudah-mudahan Allah memberikan kehidupan bagi kita di dalam panji-panji Islam dan sunnah sampai kita menghadap Yang Maha Kuasa dalam keadaan demikian.

Dinukil dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu, bahwa ia berkata, “Setiap ibadah yang tidak dilakukan oleh sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka hendaknya jangan kalian lakukan, sesungguhnya orang yang pertama (terdahulu) tidak pernah meninggalkan suatu ucapan (pesan berbuat bid’ah) kepada yang belakangan. Oleh karena itu hendaknya kalian bertakwa kepada Allah, wahai para qurra’, dan tempuhlah cara orang yang membaca sebelum kalian.” Wallahu al-Musta’an. (semoga Allah memberikan pertolongan).

[Sumber: Dinukil dari kitab Tashhîh ad-Du’â`, karya Syaikh Bakar bin Abdullah Abu Zaid, edisi bahasa Indonesia: Koreksi Doa dan Zikir, pent. Darul Haq Jakarta]
Read More >>
Wahai saudara-saudaraku! Agama ini merupakan sebuah agama yang agung. Jika ada seseorang yang mendakwahkannya dengan lurus dan benar maka jiwa yang suci pasti akan menerimanya, walau apapun agama yang sedang ia anut atau dari bangsa manapun ia berasal. Dalam kisah ini, penulis kisah yang telah kami pilihkan untuk kalian dari jaringan internet berkata, teman wanita pemudi itu berkata, "Aku melihat wajahnya berseri-seri di dalam sebuah masjid yang terletak di pusat kota kecil di Amerika, sedang membaca al-Qur'an yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Aku ucapkan salam kepadanya dan ia membalasnya dengan iringan senyum. Kami pun membuka obrolan dan dalam waktu singkat kami menjadi dua orang sahabat yang sangat akrab.

Pada suatu malam, kami bertemu di tepi sebuah danau nan indah. Di sanalah ia menceritakan kisah keislamannya. Mari kita simak kisah tersebut.

Ia berkata, "Aku hidup dalam rumah tangga Amerika penganut agama Yahudi yang berantakan. Setelah ayah dan ibuku bercerai, ayahku menikah dengan wanita lain. Ibu tiriku ini sering menyiksaku. Pada usia 17 tahun aku lari dari rumah dan pergi dari satu negara bagian ke negara bagian lain. Di sana aku bertemu dengan seorang pemudi Arab, mereka -sebagaimana yang ia ceritakan- adalah teman tempat pelarianku yang sangat baik. Mereka semua tersenyum padaku kemudian kami menyantap hidangan makan malam. Akupun ikut melakukan seperti apa yang mereka lakukan. Setelah menyantap hidangan, aku langsung kabur, karena aku tidak suka persahabatan seperti ini. Ditambah lagi aku tidak menyukai bangsa Arab.

Hidupku yang sengsara tak pernah merasa tenang, selalu dirundung kegelisahan. Aku mulai mendalami agama dengan tujuan ingin mendapatkan ketenangan rohani dan kekuatan moril dalam menjalani kehidupan. Namun semua itu tidak aku dapati dalam agama Yahudi. Ternyata agama ini hanya menghormati kaum wanita namun tidak menghormati hak asasi manusia dan sangat egois. Setiap mengajukan suatu pertanyaan aku tidak mendapatkan jawaban. Lalu aku berpindah ke agama Nasrani. Ternyata dalam agama ini banyak pertentangan yang sulit diterima akal dan hanya menuntut kita agar menerimanya. Berkali-kali aku tanyakan bagaimana mungkin Tuhan membunuh anakNya? Bagaimana cara ia melahirkan? Bagaimana mungkin kita mempunyai tiga Tuhan sementara satu pun tidak ada yang dapat kita lihat? Lalu aku bertekad untuk meninggalkan semua itu. Namun aku yakin bahwa alam ini pasti ada yang menciptakan. Setiap malam aku selalu berpikir dan berpikir hingga pagi menjelang.

Pada suatu malam tepatnya ketika menjelang pagi, terbersit keinginan untuk bunuh diri untuk mengakhiri kegalauan ini. Aku berada di dalam ruangan yang tak bermakna. Hujan yang deras, gulungan awan yang tebal seakan memenjarakanku. Apa yang ada di sekitarku seolah ingin membunuhku. Pepohonan memandangku dengan pandangan sinis, siraman air hujan mengalunkan irama kebencian. Kupandang dari balik jendela, di dalam sebuah rumah terpencil. Aku merasa diriku rendah di hadapan Allah. Ya Tuhanku! Aku tahu Kau ada di sana. Aku tahu Kau menyayangiku. Aku seorang terpenjara, hambaMu yang lemah, Tunjukilah jalan yang harus kutempuh, Ya Tuhanku! berilah aku petunjuk! Atau cabut saja nyawaku. Aku menangis tersedu-sedu hingga tertidur.

Pada pagi hari aku bangun dengan ketenangan hati yang belum pernah aku rasakan. Seperti biasa aku keluar mencari rizki dengan harapan semoga ada yang mau memberiku sarapan, atau mengambil upah dengan mencuci piringnya. Di sanalah aku bertemu dengan seorang pemuda Arab kemudian aku berbincang-bincang dengannya cukup lama. Setelah sarapan, ia memintaku untuk datang ke rumahnya dan tinggal bersamanya, lalu aku pun ikut dengannya. Ketika kami sedang menyantap makan pagi, minum dan bercanda, tiba-tiba muncul seorang pemuda berjenggot yang bernama Sa'ad. Nama tersebut aku ketahui dari temanku yang sambil terkejut menyebut nama pemuda itu. Pemuda itu menarik tangan temanku dan menyuruhnya keluar. Tinggallah aku sendirian duduk gemetar. Apakah aku sedang berhadapan dengan seorang teroris? Tetapi ia tidak melakukan sesuatu yang menakutkan, bahkan ia memintaku dengan lemah lembut agar aku kembali ke rumahku. Lalu aku katakan kepadanya bahwa aku tidak punya rumah. Ia memandangku dengan perasaan terharu.

Kesan ini dapat aku tangkap dari mimik wajahnya. Kemudian ia berkata, 'Baiklah, kalau begitu tinggallah di sini malam ini, karena di luar cuaca teramat dingin dan pergilah besok. Kemudian ambil uang ini semoga bermanfaat sebelum kamu mendapat pekerjaan.' Ketika ia hendak pergi aku menghadangnya lalu aku ucapkan terima kasih. Aku katakan, 'Tetaplah di sini dan aku yang akan keluar, namun aku harap engkau menceritakan apa yang mendorongmu melakukan ini terhadap aku dan temanmu. Ia lalu duduk dan mulai bercerita kepadaku sementara matanya memandang ke bawah. Katanya, 'Sebenarnya yang mendorongku berbuat seperti itu karena agama Islam melarang melakukan segala yang haram, seperti berduaan dengan seorang wanita yang bukan mahram dan meminum khamar. Islam juga mendorong untuk berbuat baik terhadap sesama manusia dan menganjurkan untuk berakhlak mulia.' Aku merasa heran, apakah mereka ini yang disebut teroris? Tadinya aku mengira mereka selalu membawa pistol dan membunuh siapa saja yang mereka jumpai. Demikian yang aku dapatkan dari media massa Amerika.

Aku katakan, 'Aku ingin mengenal Islam lebih dalam, dapatkah engkau memberitahukannya kepadaku?' Ia berkata, "Aku akan bawa kamu ke sebuah keluarga muslim yang taat dan kamu dapat tinggal di sana. Aku tahu mereka akan mengajarkan sebaik-baik pengajaran kepadamu." Kemudian pemuda itu membawaku pergi. Pada jam 10 aku sudah berada di rumah tersebut dan mendapat sambutan hangat. Lalu aku mengajukan beberapa pertanyaan sedang Dr. Sulaiman sebagai kepala rumah tangga menjawab pertanyaan tersebut sampai aku merasa puas. Aku merasa puas karena aku telah mendapatkan jawaban pertanyaan yang selama ini aku cari. Yaitu agama yang terang dan jelas yang sesuai dengan fitrah manusia. Aku tidak mengalami kesulitan dalam memahami setiap apa yang aku dengar. Semuanya merupakan kebenaran. Ketika mengumumkan keislamanku, aku merasa adanya sebuah kebangkitan yang tiada tara.

Pada hari kebangkitanku itu atas kesadaranku sendiri aku langsung memakai cadar. Tepat jam 1 siang Sayyidah (Nyonya Sulaiman) membawaku ke sebuah kamar yang terbaik di rumah itu. Ia berkata, 'Ini kamarmu, tinggallah di sini sesuka hatimu.' Ia melihatku tengah memandang ke luar jendela. Aku tersenyum sementara air mata berlinang membasahi pipiku. Ia bertanya mengapa aku menangis. Aku jawab, 'Kemarin pada waktu yang sama aku berdiri di balik jendela merendahkan diri kepada Allah.'

Aku berdo'a, 'Ya Tuhanku! Tunjukilah aku jalan kebenaran, atau cabut saja nyawaku.' Sungguh Allah telah menunjukiku dan memuliakanku. Sekarang aku adalah seorang muslimah bercadar dan terhormat. Inilah jalan yang aku cari, inilah jalan yang aku cari. Sayyidah memelukku dan ikut menangis bersamaku'."

Sumber: Serial Kisah Teladan 1, Muhamad Shalih Al-Qahthani, Hal: 21 , Penerbit Darul Haq
Read More >>
Dr. Najat lahir di India, ia tumbuh dewasa kemudian menuntut ilmu di negara kelahirannya itu. Setelah ia berhasil meraih gelar Insinyur dari sebuah universitas, ia bekerja sebentar. Lalu ia pergi ke Kanada untuk melanjutkan studi ke Akademi Tinggi Arsitektur. Najat bukanlah nama aslinya, nama aslinya tidak dapat aku tuliskan dan aku ucapkan. Aku tidak mengetahui tentang nama aslinya itu melainkan nama itu adalah tradisi yang diberikan keluarga penganut Hindu yang fanatik kepada anak-anak mereka. Keluarga ini berupaya menanamkan dasar-dasar agama Hindu dan menjadikannya seorang militan yang teguh mempelajari agama tersebut. Demikianlah perjalanan hidupnya dalam sebuah masyarakat yang terisolir di negaranya.

Namun setelah ia berangkat ke Kanada, ia menemukan komunitas masyarakat yang berasal dari beragam budaya dan pemikiran yang berbeda. Di kampus ia menemukan suasana keterbukaan yang memungkinkan dirinya untuk membuka dialog dan diskusi di segala bidang. Apalagi ia seorang pemuda yang cerdas dan pintar, ia mulai memikirkan agama yang sedang dianutnya. Ia membahas tentang kebenaran agama tersebut. Dengan cepat ia mengambil kesimpulan bahwa keyakinan dan syiar agama Hindu adalah batil. Lantas ia mencari penggantinya dalam kitab Injil, kitab agama Nasrani. Agama inilah yang pertama kali terlintas dalam benaknya, karena ia berada dalam lingkungan masyarakat Nasrani.

Dan nyatanya, iapun memeluk agama Nasrani, karena agama ini ia anggap lebih benar dibandingkan dengan agamanya dulu yang penuh kesesatan. Namun selang beberapa waktu, ia mengetahui bahwa agama Nasrani mengandung sedikit ilmu dan tidak mampu menjawab apa yang sedang ia cari. Ia menjumpai dalam agama ini perkara yang kontradiktif dan perkara-perkara batil lainnya yang mustahil untuk dikatakan sebagai sebuah agama yang benar. Kemudian mulailah ia mempelajari dan mendalami agama Islam. Peristiwa itu terjadi pada saat ia masih dalam proses meraih gelar doktor di bidang teknologi.

Suasana pemikiran kampus yang bebas memberikan pengaruh besar terhadap diri Najat dalam mengenal Islam lebih dalam. Kampus tempat ia belajar berkali-kali mensponsori dialog antar penganut agama yang berbeda, khususnya penganut agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Dialog tersebut dilakukan dalam suasana yang hangat dan tenang serta tidak melewati batas kode etik.

Ketika ia mulai membanding-bandingkan agama-agama tersebut, jelaslah baginya adanya kontradiktif dalam agama Nasrani yaitu seseorang yang mengambil tiga Tuhan sekaligus.

Bahkan agama Hindu mempunyai Tuhan lebih banyak. Kemudian fitrah suci yang sesuai dengan jiwa yang sehat dan dapat diterima akal yaitu hanya beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Mendengar lagi Maha Melihat. IlmuNya meliputi segala sesuatu. Selain Dia adalah makhluk. Dia Yang Maha Esa dan hanya Dia yang berhak untuk disembah. Tanpa pikir panjang lagi, hati dan akalnya sudah mantap memilih Islam lalu dengan suka rela ia memeluknya.

Kemudian ia menukar namanya yang berbau Hindu dengan nama Islami yaitu Najat sebagai bukti atas selamatnya ia dari kekufuran menjadi seorang yang beriman. Ia mengetahui bahwa memeluk agama Islam itu sangat mudah, namun untuk konsisten membutuhkan ekstra kesabaran dan kebiasaan. Ia juga mengetahui kewajibannya untuk berumah tangga secepat mungkin untuk menjaga dirinya dan kematangan hidupnya.

Ia memilih seorang gadis dari keluarga muslim yang terhormat di kota Winzar dan pestanya dilangsungkan di masjid kota itu. Keberhasilan hidupnya semakin sempurna setelah ia meraih gelar Doktor yang merupakan tingkat disiplin ilmu yang ia idam-idamkan. Kemudian ia mendapat pekerjaan di pabrik mobil Ford Company yang terletak di kota Detroit Amerika.

Iapun pindah ke kota yang terdekat dengan pabrik tersebut karena di situ ada masjid tempat ia melakukan shalat. Di masjid inilah awal pertemuan dan perkenalanku dengannya.

Setelah beberapa kali pertemuan, aku bertanya kepadanya apakah ia dapat membaca al-Qur'an. Bagai disambar pertir aku mendengar bahwa ia belum dapat membaca al-Qur'an, padahal ia sangat ingin dan mampu untuk mempelajarinya. Sebenarnya hal ini merupakan problematika kita sebagai kaum muslimin. Kita sering berdialog dan memberikan bantahan, membicarakan hal-hal yang wajib dan yang tidak wajib namun sedikit sekali yang mengamalkannya. Walau banyak saudara-saudara kita muslim yang telah mengenal seorang yang baru masuk Islam ini, namun tak seorang pun yang peduli dengan kebutuhan dan kondisinya. Aku pernah mempertanyakan hal itu kepada istrinya sebagai sindiran untuknya, "Mengapa anda tidak ajarkan suami anda membaca al-Qur'an dengan huruf Arab, padahal kalian telah lama berumah tangga?" Tetapi istrinya tidak memberikan jawaban. Namun aku dapat membaca bahwa ketidak pedulian dan kurang perhatian merupakan jawaban dari pertanyaan tersebut dan juga merupakan jawaban terhadap orang-orang yang lalai dan tidak mengindahkannya. Tentunya hal ini sangat disayangkan...

Kemudian aku katakan kepada Najat agar menyediakan waktunya setiap minggu di hari libur, agar aku dapat mengajarkannya membaca al-Qur'an dengan izin Allah. Kami bertemu dan duduk beberapa jam sehabis shalat Shubuh setiap minggu pada hari libur. Selang beberapa waktu kemudian ia sudah mampu membaca al-Qur'an. Aku juga memberi tahu beberapa ikhwan lain tentang pelajaran kami, sehingga mereka juga datang mengikuti pelajaran tersebut. Setiap yang mampu membaca al-Qur'an dengan huruf Arab ditugaskan untuk mengajar satu orang yang belum mampu membacanya. Para ikhwan menjadi terbiasa berkumpul belajar al-Qur'an setiap pagi hari Sabtu dan Ahad, kemudian ditutup dengan menyantap sarapan pagi bersama di masjid.

Setelah kemampuan Najat membaca al-Qur'an meningkat dan sanggup membaca semua surat-surat dalam Juz 'Amma, ia belajar kepada orang yang mempunyai kemampuan lebih dariku, yaitu orang tua dari negeri Syiria, sehingga ia dapat mengucapkan huruf Arab dan membaca al-Qur'an dengan lebih baik. Semangat dia dan gurunya semakin bertambah sehingga mereka bertemu setiap hari setelah shalat Shubuh. Setiap hari Najat keluar dari rumah sebelum masuk waktu shalat subuh, lalu shalat di masjid dan belajar dengan gurunya hingga mendekati jam kerjanya. Dari sana ia tidak kembali ke rumah, tetapi langsung menuju kantornya. Ia juga datang bersama keluarganya ke masjid setiap shalat Isya'. Najat dan gurunya (semoga Allah memberi mereka ganjaran yang baik) tetap rutin melaksanakan proses belajar mengajar ini walaupun cuaca sangat dingin dan turun salju serta angin dingin yang menusuk tulang.

Gurunya yang berasal dari Syiria sangat bangga dengan muridnya tersebut. Terkadang ia bergurau kepadaku, "Sekarang Najat mampu menyebutkan huruf Arab dan membaca al-Qur'an lebih baik darimu." Bahkan ia sanggup membaca al-Qur'an di surat manapun. Di samping belajar membaca al-Qur'an, ia juga membaca maknanya dalam bahasa Inggris sehingga pemahaman dan ilmunya semakin dalam. Ia juga sudah memulai menghafal al-Qur'an hingga ia mampu menghafal kurang lebih setengah dari juz 'Amma.

Mereka yang bekerja di masjid kaum muslimin yang berada di negara barat dapat merasakan kesulitan untuk menjalankan urusan-urusan masjid, karena tidak ada yayasan Islam resmi yang memberikan subsidi. Jadi dana operasional ditanggung oleh jamaah masjid sendiri. Dan urusan-urusan tersebut kebanyakan dilaksanakan secara sosial karena tidak ada sumber dana tetap untuk masjid tersebut kecuali dari bantuan-bantuan yang diberikan oleh jamaah sendiri. Demikian juga sangat sulit mendapatkan ikhwan-ikhwan yang bekerja secara suka-rela dengan kesungguhan, keikhlasan dan tekun tanpa menimbulkan problem dan tidak banyak membantah.

Banyak kaum muslimin di antara kita berkomentar miring terhadap kaum muslimin yang datang dari berbagai belahan dunia Islam. Mereka datang ke negara barat ini dengan membawa penyakit malas dan sedikit beramal, namun banyak memberikan komentar terhadap apa yang dikerjakan orang. Ini masalah yang sangat banyak kita temui. Hanya saja Dr. Najat dengan suka rela menyelesaikan urusan masjid tanpa diminta oleh siapapun. Ia adalah orang yang sering membukakan pintu masjid untuk pelaksanaan shalat subuh. Karena dialah yang datang paling awal padahal tempat tinggalnyalah yang paling jauh di antara kami. Pada musim dingin, ia membersihkan jalan menuju masjid dari bongkahan salju dan menaburkan garam untuk mencairkan es agar orang yang melintas tidak tergelincir dan jatuh. Ini merupakan pekerjaan yang teramat penting, bukan hanya menghindari orang agar tidak tergelincir, tapi juga untuk menjaga masjid, agar tidak membuat orang lain yang melintas di depannya tergelincir sehingga ia memperkarakan masalah ini ke pengadilan dan meminta ganti rugi. Kasus seperti ini sering terjadi di negara ini.

Dr. Najat juga banyak membantu urusan operasional madrasah Islam di masjid tersebut yang aktifitasnya dibuka setiap akhir pekan. Ia membuka pintu masjid sebelum shalat Zhuhur dan membersihkan salju serta menaburkan garam sebelum murid dan guru datang. Ia juga bertugas mengutip uang sekolah dari orang tua murid yang terdaftar di sekolah tersebut. Ia yang membeli makanan ringan untuk para murid, membersihkan dapur dan lemari es dengan rapi. Jika melihatnya engkau akan merasa seolah-olah ia lakukan itu untuk rumahnya sendiri. Ia membersihkan dan memelihara kebun yang ada di sekeliling masjid. Ia membeli pupuk dan garam dengan uangnya sendiri dan ia juga yang memupuk tanaman kebun dan mencabuti tumbuhan dan rerumputan yang merusak tanaman. Semua ini ia lakukan dengan sangat tekun dan penuh perhatian, sebagaimana ia juga ikut andil menebang pohon tua yang terdapat di sekitar masjid bersama ihkwan lainnya.

Pada bulan Ramadhan, ia mendatangkan hidangan berbuka puasa dari rumahnya, sebagaimana ikhwan lain juga ikut memberikan bantuannya untuk berbuka di masjid setiap hari. Dan ia juga ikut membantu ikhwan lain dalam menertibkan dan mempersiapkan makanan berbuka setiap hari. Semuanya ia lakukan sendiri dengan tenang dan tidak banyak bicara dan juga tidak menyuruh orang lain atau meminta bantuan orang lain.

Adapun pada hari raya ia mempersiapkan apa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan shalat 'Ied dan layanan setelah shalat 'Ied. Sudah menjadi kebiasaan setiap tahunnya, setiap selesai shalat 'Ied keluarga Dr. Najat banyak di undang oleh keluarga-keluarga lain ke rumah mereka.

Pada suatu kali aku bertanya kepada Dr. Najat, "Bagaimana perasaanmu sekarang setelah engkau memeluk agama Islam dan dapat membaca al-Qur'an?" Ia menjawab, "Sebenarnya aku tidak mungkin membandingkan antara hidayah dan kebaikan yang aku dapat dalam Islam dengan kegelisahan dan kesia-siaan yang aku rasakan ketika dahulu memeluk agama Hindu dan Nasrani. Demikian juga ketika aku mendengar al-Qur'an dibacakan, sangat banyak mempengaruhi jiwa dan hatiku."

Terkadang Dr. Najat mengimami shalat jama'ah jika orang yang bacaannya lebih baik dari bacaannya tidak hadir. Demikianlah walaupun kami sudah terbiasa dengan melaksanakan perintah Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam , "Yang mengimami suatu kaum adalah yang paling baik bacaannya." Namun beliau juga menjelaskan makna yang tertinggi di antara makna-makna agama yang telah disebutkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam kitabNya,
Ø¥ِÙ†َّ Ø£َÙƒْرَÙ…َÙƒُÙ…ْ عِندَ اللهِ Ø£َتْÙ‚َاكُÙ…ْ Ø¥ِÙ†َّ اللهَ عَÙ„ِيمٌ Ø®َبِيرٌ
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling takwa." (Al-Hujurat: 13).

Lelaki yang tadinya beragama hindu setelah Allah memberikan hidayah Islam dan kebenaran kepadanya, kini mengimami shalat jamaah. Seorang yang paling mulia di sisi Allah adalah mereka yang paling takwa dan yang terbaik membaca al-Qur'an dengan tanpa melihat asal-usul, warna kulit dan negara asalnya. Kita bermohon kepada Allah semoga memberikan kita ketetapan hati dalam kebenaran dan menambah kebaikan kita.

Sumber: Serial Kisah Teladan 1, Muhamad Shalih Al-Qahthani, Hal: 27, Penerbit Darul Haq
Read More >>
Anatoli lahir di kota Baku negara Azerbaijan. Ia seorang yang sangat benci kepada kaum muslimin. Ia salah seorang komandan tentara komunis Rusia yang memerangi umat Islam di Afghanistan dan telah banyak kaum muslimin yang terbunuh di tangannya.

Ia tidak percaya kepada agama manapun. Ia adalah seorang penganut ideologi komunis yang militan dan sangat fanatik melawan Islam. Kebenciannya akan muncul walau hanya dengan melihat seorang muslim. Ia tidak pernah mencari sebuah keyakinan dan juga tidak pernah ragu dengan pemikirannya hingga ia di pindahkan ke daerah Jalalabad sebagai komandan angkatan perang Rusia. Kelanjutan kisah ini kita serahkan kepadanya:

"Tujuan kedatanganku ke tempat ini adalah untuk membasmi kekuatan mujahidin muslim. Aku memperlakukan keluarga mereka dengan kasar. Aku berusaha untuk membunuh mereka dengan berbagai senjata modern dan alat-alat canggih lainnya. Kami bombardir mereka dari darat dan udara. Tetapi aneh, mereka yang tidak mempunyai senjata kecuali bedil yang tidak dapat dipakai untuk berburu rusa itu dapat membuat tentaraku kocar-kacir. Keraguan mulai menggelayuti diriku. Aku perintahkan salah seorang tentara-ku untuk memanggil beberapa keluarga yang mampu berbahasa Rusia. Kemudian mereka mengajakku untuk memeluk Islam. Seketika opiniku tentang Islam berubah.

Aku sudah mempelajari semua agama dan akhirnya aku membuat ketetapan yang ditentang oleh semua teman-temanku yaitu menyatakan keislamanku. Namun ini sudah menjadi keputusanku dan aku tetap teguh walau mereka berusaha untuk meyakinkan aku agar memilih selain Islam. Aku mengajak keluargaku sehingga aku, istriku dan semua anak-anakku memeluk Islam. Aku membuat keputusan untuk menyeru ke jalan Allah dan akhirnya aku menjadi seorang muadzin. Semoga Allah mengampuni dosaku dan membuka pintu taubat untukku.

Sumber: Serial Kisah Teladan 1, Muhamad Shalih Al-Qahthani, Hal: 36, Penerbit Darul Haq
Read More >>

Inside Blue MosqueKemudian diciptakan Allah pula ADAM sebagai manusia yang pertama, untuk menghuni dibumi luas yang sudah terbentang, beranak dan berketurunan menjadi manusia banyak, berpuak puak dan berbilang bangsa, berselerak ke seluruh pelosok bumi.
Maksudnya manusia itu diciptakan Allah, ialah agar manusia itu menyembah dan sentiasa mentaati segala perintahNya serta juga menjadi pengatur bumi yang tidak teratur; bercucuk tanam, mendirikan rumah, memelihara ternakan, dan sebagainya.
Allah memberitahu maksudNya kepada para Malaikat, "Aku ingin mencipta manusia untuk menguruskan muka bumi".
Para Malaikat lalu menjawab, "Apakah manusia yang Engkau ciptakan itu untuk mengurus bumi, ya Tuhan kami? Tidakkah manusia itu nanti akan merosakkan bumi dan akan menumpahkan darah berbunuhan? Berbanding dengan kami yang sentiasa patuh dan memuliakan Engkau".
Lalu Allah menjawab. "Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak mengetahui".
Ya, Tuhanlah yang lebih tahu rahsia apa yang terkandung dari kejadian manusia ini. Tuhanlah yang lebih tahu kenapa kita manusia yang diciptakan Tuhan untuk mengatur bumi, sekalipun Tuhan tentu sudah tahu pula, bawah manusia di permukaan bumi ini akan berbuat kerosakan, akan bersilang sengketa, akan berbunuh bunuhan menumpahkan darah.
Tetapi janganlah sampai kita lupakan, bahawa Tuhan juga tahu, bahawa tidak semuanya manusia itu perosak, tidak semua manusia suka bersengketa dan berbunuh bunuhan. Di antara manusia yang banyak itu, ada banyak pula yang baik, yang selalu berbuat kebajikan terhadap sesama manusia, selalu berusaha dan berjuang untuk keselamatan dan kebahagiaan hidup manusia.
Setelah mendengar jawapan Allah yang pendek, tetapi mempunyai erti dan maksud yang amat dalam itu, semua Malaikat menjadi diam, tidak menjawab lagi. Hanya berkata dengan berbisik antara sesama mereka: "Memang benar! Tuhan kita Maha Mengetahui segala sesuatu, dari perkara yang sekecil kecilnya sampai kepada perkara yang sebesar besarnya. Ia mengetahui segala yang zahir dan yang batin, yang kelihatan oleh mata dan yang tidak kelihatan. Tidak ada satu perkara dan kejadian yang bagaimana juga kecilnya yang terjadi di langit dan di bumi atau antara keduanya yang tak diketahui oleh Tuhan."
Apa saja yang Allah ciptakan, tentu ada guna dan faedahnya, tentu ada maksud dan tujuannya. Tidak satu benda pun yang diciptakan Allah akan sia sia. Hanya kita sendiri yang tidak atau belum mengetahuinya.
Allah meneruskan firmanNya terhadap para Malaikat itu: "Manusia itu, iaitu Adam, akan Aku ciptakan dari tanah. Apabila sudah terbentuk dan selesai, akan Aku hembuskan kepadanya rohKu, agar dia menjadi hidup, dapat bergerak, berperasaan, berpengertian dan berkesedaran. Bila Adam sudah menjadi hidup dengan pengertian dan kesedaran, hendaknya kamu sekalian sujud memberi hormat kepadanya."

Malaikat adalah suatu makhluk Allah yang mempunyai kesedaran yang amat tinggi. Dengan kesedaran yang amat tinggi itu, mereka menjadi makhluk yang mulia, selalu bertasbih dan beribadat mensucikan, membesarkan dan memuji muji Allah, selalu taat menjalankan apa saja yang diperintahkan Allah kepada mereka. Mereka tak pernah derhaka atau melanggar perintah Allah, tanpa makan dan minum, tanpa rehat atau tidur, mereka selalu melaksanakan segala macam tugas yang di bebankan Allah atas mereka masing masing sampai hari kiamat.
Bila mereka itu makhluk yang tinggi dan mulia, mengapa Allah memerintahkan mereka untuk sujud atau menghormati Adam? Apakah Adam atau manusia lebih tinggi dan lebih mulia daripada Malaikat?
Pertama kita harus ingat, bahawa Allah memerintahkan Malaikat sujud kepada Adam, bukanlah dalam erti menyembah, melainkan dengan erti menghormati. Menghormati Adam tidak dapat diertikan menghormati manusia anak cucu Adam. Jadi penghormatan ini khusus terhadap peribadi Adam.
Mengapa peribadi Adam harus dihormati oleh para Malaikat? Hal ini disebabkan oleh kerana peribadi Adam mempunyai keistimewaan yang banyak sekali dan luarbiasa, yang tidak dipunyai oleh manusia manusia lain atau makhluk yang mana pun juga. Keistimewaan keistimewaan yang luar biasa itu adalah sebagai berikut:
Adam adalah manusia pertama. Sebelum Adam, belum ada manusia. Seluruh manusia selain Adam, semuanya adalah keturunan Adam. Di antara manusia keturunan Adam itu, ada yang menjadi Nabi dan Rasul, menjadi orang orang suci. Diantaranya ada orang pandai dalam berbagai bidang, yang menyebabkan kemajuan hebat bagi manusia dari abad ke abad. Lihatlah kemajuan anak cucu Adam yang hidup diketika ini.
Sekalipun ada pula diantara anak cucu Adam sendiri yang menjadi perosak dan penjahat. Sebab itu, memang sudah sepatutnya kalau para Malaikat memberikan penghormatan atau sujud kepada Adam sebagai manusia pertama dan mempunyai turunan yang hebat itu.
Adam diciptakan sendiri olehNya. Sedangkan makhluk lain, seluruhnya diciptakan Allah dengan perkataanNya: "Bila Allah menghendaki sesuatu, Ia hanya berfirman: Jadilah! Maka jadilah apa yang dikehendaki Allah itu." Hanya Adam, yang Allah ciptakan dengan kedua tanganNya. Demikianlah menurut al-Quran. Sedang menurut Hadis, selain Adam, juga 'Arasy dan Syurga yang diciptakan Allah dengan tanganNya. Maka sudah sepatutnya kalau para Malaikat diperintahkan Allah untuk menghormati Adam. Kerana ia diciptakan Allah dengan tanganNya, Adam sungguh suatu makhluk yang terhormat tiada taranya dialam ini.
Masjid Al Aqsa
Inside Masjidil Haram at night

Selain manusia pertama yang diciptakan Allah dengan tanganNya, Adam adalah pula seorang Nabi, seorang yang mendapat wahyu dari Allah. Menurut sebahagian Ulama, para Nabi dan Rasul memang sama darjat kemuliaannya dengan para Malaikat. Bahkan ada diantara Ulama yang berpendapat bahawa Nabi dan Rasul itu darjat kemuliaannya melebihi para Malaikat, sebab Jibrail sebagai Malaikat tertinggi, ditugaskan pula menjadi perantara antara Allah dengan para Nabi dan Rasul itu.
Seperti halnya dengan para Malaikat, maka Adam pun mempunyai kesedaran dan pengertian (akal), sehingga Adam dan keturunannya dapat menyedari dan mengerti akan kebesaran Allah yang menciptakan dirinya dan seluruh alam, dapat menyedari dan mengerti akan perintah perintah dan larangan Allah.
Adam dan manusia diciptakan Allah dalam sebaik baiknya kejadian, kerana dia terdiri dari jasmani dan rohani (roh, akal, hati dan nafsu), sehingga ia menjadi suatu makhluk yang beradab dan berkebudayaan, terus maju tidak beku.
Adam dan keturunannya diciptakan Allah untuk menjadi Khalifah (penguasa atau pengatur) dibumi, sebagaimana Allah menciptakan Malaikat sebagai Khalifah di langit.
Kerana menyedari akan kedudukan dan kemuliaan Adam, para Malaikat dapat mengerti akan perintah Allah untuk menghormati Adam. Mereka lalu menjawab: "Baiklah, ya Tuhan kami. Kami dengar dan kami taati segala perintahMu." Allah lalu menciptakan Adam dari tanah dengan tanganNya sendiri. Berbentuk seperti bentuk kita manusia sekarang ini. Iaitu berkepala, berbadan, bertangan dan berkaki. Lalu Allah hembuskan roh kepadanya, sehingga Adam menjadi hidup.
Adam menggerakkan kedua tangan dan kakinya, lalu ia bersin (batuk), sehingga bergerak sekujur badannya, terbuka kedua matanya, bergerak jantung dan paru parunya. Sekaligus ketika Adam membuka kedua matanya, melihat seluruh alam di sekitarnya, timbullah pengertian dan kesedaran, dan dengan pengertian dan kesedaran itu, dia mengucap: Alhamdulillahi Rabbil Alamin (Segala pujian bagi Allah yang mengatur seluruh alam). Para Malaikat kagum sekagum kagumnya melihat dan mendengar ucapan pertama yang keluar dari mulut Adam. Satu ucapan yang berisi pengertian dan kesedaran tertinggi. Pengertian dan kesedaran bahawa alam ini seluruhnya diciptakan dan diatur oleh Allah, sebab itu Allah selamanya harus selalu disanjung dan dipuji.
Para Malaikat serentak menjawab ucapan Adam: "Yarhamukallahu, ya Adam." Ertinya: Allah selalu menumpahkan rahmatNya kepada engkau, ya Adam, dan selamatlah.
Para Malaikat lalu beratur mengelilingi Adam, lalu sujud dan menghormati kepada Adam, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka. Hanya Iblis yang tak mahu sujud dan tidak mahu menghormati Adam. Dia tetap berdiri dan membangkang dengan sombongnya, tidak mahu menjalankan apa yang diperintahkan Allah.
Allah lalu berkata kepada Iblis itu: "Bukankah engkau juga makhluk ciptaanKu, yang juga harus tunduk dan menjalankan perintahKu? Tetapi kenapa engkau tidak sujud dan tidak memberi hormat terhadap Adam sebagaimana Aku perintahkan?"
Iblis menjawab: "Engkau ciptakan aku dari api dan Adam dari tanah. Api lebih mulia dari tanah. Itu bererti yang aku lebih mulia dari Adam. Maka tidak sepatutnyalah aku sujud dan hormat terhadap Adam itu."
Mendengar bantahan Iblis itu, Tuhan menjadi marah, lalu berkata kepada Iblis: "Tempat ini (Syurga) bukan tempat orang yang menyanggah terhadap Aku. Sekarang juga, engkau harus keluar dari sini."
Sesudah keluar dan terusir dari Syurga, Iblis kembali menyanggah dan berkata kepada Allah: "Ya, Tuhan! Engkau usir aku dari Syurga ini kerana Adam. Aku bersumpah, bahawa aku dengan semua anak keturunanku akan memusuhi Adam dan semua anak dan keturunannya buat selama lamanya. Mereka akan aku sesatkan. Mereka akan aku celakakan. Aku akan ajak dan anjurkan kepada mereka untuk berbuat keburukan dan kerosakan didalam dunia ini nanti, agar kehidupan mereka selamanya susah dan kacau bilau belaka."
Mendengar ancaman Iblis itu, Allah lalu berkata: "Untuk menghindarkan tipu daya mu itu, kepada manusia akan Aku beri suatu senjata yang ampuh, ialah akal. Akal itu akan Aku bimbing dengan petunjuk petunjuk (agama), Manusia yang tetap mempergunakan akal dan menurut petunjuk petunjukKu tidak akan dapat engkau sesatkan dan perdayakan. Dengan akal itu, mereka akan dapat membezakan yang baik dan yang buruk. Dengan tuntunan petunjukKu, akal mereka akan mempunyai daya berfikir yang benar. Sesiapa yang tak menggunakan akal dan tidak menurut petunjukKu, tentu dapat engkau goda dan sesatkan. Ini akan dipertanggung jawabkan di hadapanKu nanti dihari kemudian (Akhirat). Mendengar keterangan Allah itu, Iblis terdiam. Tetapi hatinya makin mendongkol, irihati dan dengkinya terhadap manusia bertambah memuncak.
Dia berpaling kepada Adam. Mata dan seluruh perhatiannya sekarang ini ditujukannya kepada Adam. Dia ingin tahu di mana letak kelemahan kelemahan jasmani dan rohani manusia. Adam dipelajarinya dari segala segi. Akhirnya Iblis berkesimpulan bahawa manusia itu selain mempunyai kekuatan berfikir, iaitu akal yang amat hebat itu, juga mempunyai banyak kelemahan kelemahannya. Disamping akal itu, manusia mempunyai nafsu. Dan nafsu itu banyak sekali macam ragamnya. Ada nafsu terhadap makanan dan minuman, ada nafsu kelamin atau syahwat, ada nafsu terhadap harta benda dan kekayaan, terhadap rumah tempat tinggal dan kenderaan dan ada pula nafsu terhadap pangkat dan kedudukan yang tinggi di tengah tengah sesama manusia. Ditiap tiap macam nafsu, tabiat dan karakter, terdapat banyak sekali pintu pintu atau lubang lubang kelemahan dan setiap waktu dapat dimasuki oleh Iblis untuk memperdayakan dan mengacaukan kehidupan manusia
Setelah melihat semua kelemahan itu, Iblis ketawa kecut. Dia ketawa dan gembira, kerana berhasil melihat kelemahan manusia. Tetapi hatinya menjadi kecut dan takut, bahawa manusia disamping mempunyai kekuatan yang hebat, iaitu akal, juga dengan akal itu dapat menerima petunjuk petunjuk Tuhan. Petunjuk Allah itu adalah merupakan satu benteng berlapis waja yang tidak mungkin dapat ditembus oleh Setan dan Iblis.
Iblis dari semula mengakui akan kelemahan dirinya menghadapi manusia yang sedar dan iman yang berbentengkan petunjuk Allah dalam hidupnya. Bahkan kalau kita manusia mengerti dan sedar pula akan kelemahan Iblis dan kekuatan rahsia dari keimanan yang penuh terhadap Allah dan petunjuk petunjuk Allah, manusia akan selamat dalam kehidupan dunia dan akhiratnya dan akan terhindar dari tipu muslihat Iblis atau kesesatan dalam hidup.
Iblis adalah satu kekuatan ghaib yang dapat disamakan dengan gelap. Sedang keimanan terhadap Allah dan petunjuk petunjuk Ilahi adalah pula satu kekuatan ghaib yang dapat disamakan dengan terang atau cahaya. Bila suatu tempat tidak dimasuki oleh cahaya, pasti tempat itu diisi oleh gelap. Bila tempat yang gelap itu dimasuki cahaya, pasti gelapnya lenyap. Begitu pulalah manusia sebagai tempat. Bila dia kosong dari keimanan dan petunjuk Ilahi, akan bermaharajalelalah Setan dan Iblis atas dirinya. Tetapi bila manusia mempunyai keimanan di dada dan selalu disiram dengan petunjuk petunjuk Ilahi, segala daya Iblis tak mampu memperdayakan.
Kepada Adam diajarkan Tuhan pengetahuan pokok untuk dapat hidup di permukaan bumi. Allah mengajarkan kepada Adam nama dari tiap sesuatu.
Untuk sekadar membuktikan kepada para Malaikat, bahawa manusia layak menjadi Khalifah dibumi, dan patut mendapat penghormatan dari Malaikat, Allah lalu memanggil Adam dan Malaikat supaya berkumpul.
Kepada Malaikat Allah lalu berfirman: "Cuba kamu sebutkan nama dari tiap tiap sesuatu yang terdapat di permukaan bumi itu, sekiranya kamu mengetahuinya."
Dengan merendahkan diri serendah rendahnya, Malaikat menjawab: "Maha Suci Engkau, ya Tuhan kami! Kami tidak mengetahui nama nama dari semua itu. Pengetahuan kami hanya sekadar apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Hanya Engkau saja, ya Allah, yang mengetahui segala galanya."
Allah lalu berkata kepada Adam: "Hai, Adam! Sekarang cuba engkau sebutkan nama dari benda benda itu semuanya!"
Dengan segera Adam menyebutkan nama dari tiap tiap benda yang dihadapkan Allah kepadanya, di hadapan kesemua Malaikat.
Kemudian itu Allah lalu berfirman kepada Malaikat: "Bukankah Aku sudah katakan kepada kamu sekalian, bahawa Aku mengetahui apa yang kamu tidak mengetahui, tentang rahsia rahsia langit dan bumi, Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan."
Buat Adam diberi Allah tempat di dalam Syurga. Makanan dan minuman tersedia serba cukup. Begitu juga apa saja yang ia inginkan. Tetapi sayang, Adam tinggal di Syurga itu seorang diri, sebatang kara. Tempat yang sebagaimana bagusnya, makanan dan minuman yang bagaimana juga lazatnya tidaklah memberikan kepuasan dan kebahagiaan yang sempurna. Manusia memerlukan teman, sekalipun hanya seorang, dengan siapa dia dapat mengemukakan suka dan dukanya, atau kasih dan sayangnya. Teman inilah yang tak dipunyai oleh Adam, sekalipun dia sudah mempunyai Syurga dengan segala kesenangannya. Sebab itu hidupnya selalu dalam kesepian.
Allah tahu akan penderitaan yang berupa kesepian yang di derita oleh Adam di dalam Syurga itu. Dan Allah kasihan melihatnya. Oleh karena itu Allah akan menciptakan makhluk baru yang sama dengan Adam, tetapi jenis wanita, untuk menyempurnakan segala kekurangan dan kesepian dalam hidup Adam, untuk menjadi isterinya. Dengan tujuan yang lebih tinggi, ialah untuk meramaikan permukaan bumi, untuk membuat sejarah kebudayaan yang lebih menarik.
Sejurus kemudian, Adam mengantuk, lalu tertidur. Di kala dia tertidur itulah, Allah s.w.t. menciptakan manusia kedua, jenis wanita, isteri Adam yang bernama Hawa. Setelah Adam terbangun dan membuka kedua matanya, dia melihat seseorang berdiri di samping, orang yang belum pernah dilihat Adam sebelumnya. Orang itu dipersilakan Adam duduk di sampingnya, dan kepadanya Adam lalu bertanya: "Siapakah engkau, dan siapa namamu?" Hawa menjawab: "Saya adalah wanita, dan aku belum tahu akan namaku sendiri." Bukan main senang dan gembiranya Adam melihat wanita itu berkata dan menggerak gerakkan badannya.
"Engkau aku beri nama Hawa ertinya: Orang yang aku rindukan," kata Adam kepadanya.
Para Malaikat datang dan bertanya kepada Adam: "Siapakah nama temanmu itu, ya Adam?"
"Namanya Hawa," sahut Adam.
Dengan isterinya yang bernama Hawa ini hilanglah kesepian dalam hidup Adam. Keduanya hidup berbahagia di dalam Syurga, aman dan tenteram, tak kenal takut dan lelah, makan-minum sepuas puasnya, kerana segala galanya tersedia serba cukup.
Allah lalu berfirman kepada Adam: "Hai, Adam! Tinggallah engkau dengan isterimu di dalam Syurga ini. Makan dan minumlah sepuas puasnya. Tetapi awas, janganlah engkau berdua memakan buah dari pohon ini. Bila engkau berdua memakannya, bererti engkau berdua melanggar perintahKu, dan engkau berdua akan mengalami kerugian besar, dan bererti aniaya terhadap dirimu sendiri."
Selain buah Khuldi itu, di dalam Syurga terdapat banyak dan bermacam ragam buah buahan. Semuanya boleh dimakan oleh Adam dan Hawa. Hanya buah Khuldi itu saja yang dilarang oleh Allah memakannya, agar dengan larangan itu, dapatlah Adam dan Hawa menahan hawa nafsunya, dan dengan adanya larangan itu Adam dan Hawa diuji tentang ingatan dan ketaatannya terhadap Allah. Kerana hanya dengan ketaatan inilah Allah dapat memberikan kesempatan bagi manusia untuk tetap tinggal di dalam Syurga bersenang senang dan berbahagia.
Allah memberikan peringatan kepada Adam dan Hawa agar keduanya menjauhkan diri dari Iblis, jangan sampai menurutkan anjuran dan ajakan Iblis, karena Iblis sudah terang terang menyatakan dirinya sebagai musuh Adam dan anak cucunya buat selama lamanya, dan akan selalu sedaya upaya siang dan malam dengan tidak rasa letih dan tidak bosan bosan, untuk menjauhkan Adam dan semua anak cucunya dari kebahagiaan hidup.
Allah berfirman kepada Adam: "Hai, Adam! Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu. Dia akan selalu menggoda engkau berdua agar engkau berdua terusir pula dari Syurga ini, sehingga engkau berdua hidup sengsara. Di Syurga ini engkau berdua dapat hidup bahagia, tidak akan menderita lapar dan susah."
Begitulah Adam dan Hawa tinggal di dalam Syurga. Hidup senang dan bahagia, riang dan gembira. Sedang Iblis yang sudah diusir dari Syurga, selalu berikhtiar untuk dapat masuk Syurga kembali, guna menipu dan memperdayakan Adam dan isterinya.
Pada suatu kali, Iblis berhasil dapat masuk ke dalam Syurga, bertemu dengan Adam dan isterinya. Iblis segera membujuk dengan berkata: "Hai, Adam! Aku datang untuk memberi nasihat yang baik kepadamu. Mahukah kamu aku tunjuk, bahawa di sana itu ada satu pohon yang amat lazat cita rasa buahnya. Bila buah yang lazat itu engkau makan, maka engkau dapat tinggal tetap di dalam Syurga ini buat selama lamanya, dan Syurga ini dapat engkau miliki sebagai satu kerajaan yang tak akan rosak buat selama lamanya bagi engkau berdua."
"Buah apakah gerangan yang engkau maksudkan itu?" tanya Adam kepada Iblis. Iblis menunjuk ke arah pohon Khuldi yang sudah dilarang oleh Allah memakannya. Melihat isyarat Iblis itu, tahulah Adam bahawa Iblis sudah mulai menggoda dan menyesatkannya. Adam lalu berpaling menjauhkan diri dari Iblis.
Batu dibawah Kubah Masjid Al Aqsa

Tetapi Iblis tidak lekas putus asa. Dia mendapat kesempatan yang kedua bertemu dengan Adam dan Hawa. Segera pula dia memujuk: "Larangan Tuhan kepada engkau berdua memakan buah Khuldi itu, dimaksudkan jika engkau berdua adalah Malaikat. Sedang engkau berdua bukan Malaikat. Jadi engkau berdua tidak terlarang memakannya." Adam dan Hawa tidak mengacuhkan pujukan halus itu. Keduanya berpaling dan menjauhkan diri dari Iblis itu.
Sebagai telah diterangkan, ketika Iblis terusir dari Syurga, ia bersumpah dihadapan Allah bahawa ia dan anak keturunannya sampai hari kiamat akan berusaha menyesatkan Adam dan anak keturunannya. Bila ia gagal dalam usahanya yang pertama dan kedua, ia tidak akan berputus asa, pasti ia akan berusaha untuk ketiga, keempat sampai ke sekian juta kalinya dalam menyesatkan dan menggoda manusia Ia tahu betul, bahawa salah satu kelemahan manusia itu, ialah sering lupa. Iblis menunggu satu waktu, di mana Adam dan Hawa sudah lupa akan perintah Allah yang melarangnya memakan buah terlarang itu.
Pada suatu ketika, setelah diselidikinya, Iblis tahu betul bahawa Adam dan Hawa dalam berlengah lengah kerana kesenangan di Syurga itu. Dan Iblis tahu betul bahawa Adam dan Hawa disaat itu sudah merasakan agak lapar atau dahaga. Ia masuk mendapatkan Adam dan Hawa setelah ia memetik sendiri akan buah yang terlarang itu. Langsung dia berkata kepada Adam dan Hawa:
"Makanlah buah ini, demi Allah, aku ini bukan memujuk dan menyesatkan kamu, melainkan semata mata memberi nasihat yang baik, agar kamu berdua dapat menetap di Syurga ini untuk selama lamanya. Makanlah buah ini, makanlah!"
Mendengar Iblis bersumpah dengan menyebut nama Allah, Adam dan Hawa mulai berfikir: "Tentu seorang tak akan berani bersumpah dengan menyebut nama Allah dengan sumpah yang bohong. Iblis itu tentu berkata benar." Disaat Adam dan Hawa mulai ragu ragu terhadap kebenaran perkataan Iblis itu, Iblis menyogokkan buah Khuldi itu kepada Adam dan Hawa. Melihat buah yang ranum dan harum semerbak itu, selera Adam dan Hawa mulai tertarik kepadanya. Adam dan Hawa lalu lupa akan larangan Allah yang melarangnya memakan buah itu. Buah itu diambilnya lalu dimakannya.
Baru saja buah Khuldi itu masuk ke dalam rongga perut Adam dan Hawa, maka lenyaplah pakaian yang menutup aurat keduanya, sehingga kedua suami isteri itu menjadi telanjang. Kedua duanya pandang memandang dengan perasaan malu yang tidak terhingga. Keduanya segera menyembunyikan diri agar tidak dilihat Allah. Keduanya memetik dua helai daun kayu yang terdapat di dalam Syurga, untuk menutup aurat masing masing.
Allah lalu berfirman kepada Adam: "Hai, Adam! Apakah engkau lari dari Aku?"
Jawab Adam: "Bukan aku lari dari Engkau, ya Allah, tetapi aku malu dan takut kepada Engkau."
Berkata Allah: "Bukankah Aku sudah melarang kamu berdua memakan buah itu! Dan Aku katakan pula, bahawa Iblis itu adalah musuhmu yang nyata? Tetapi kenapa engkau berdua masih memakan buah yang Aku larang itu?"
Dengan menundukkan kepala serendah rendahnya, Adam dan Hawa minta ampun dan taubat kepada Allah: "Ya Allah Tuhan kami! Kami sudah aniaya terhadap diri kami. Kalau Engkau tidak sudi kiranya mengampuni dan mengasihani kami, sungguh kami akan merugi dan sengsara berpanjangan."
"Ya, Aku perintah, tapi engkau berdua melanggar perintahku," kata Allah pula.
"Maafkan dan ampunilah kiranya kami ini, ya Tuhan," kata Adam dan Hawa serentak.
Kembali Tuhan berfirman dengan marah: "Aku telah beri tempat engkau berdua di SyurgaKu ini, dan Aku sediakan segala apa yang engkau inginkan. Hanya Aku larang engkau berdua memakan buah Khuldi itu. Apakah buah Khuldi itu lebih berharga bagi engkau berdua daripada Syurga dengan segala isinya ini?"
Sahut Adam: "Sungguh tak aku kira Tuhan, Iblis berani berkata bohong kepadaku dengan menyebut namaMu."
Allah lalu memutuskan dengan firmanNya: "Demi kemuliaanKu. Engkau berdua harus meninggalkan Syurga ini, turun ke bumi yang sudah lama terbentang, di mana engkau berdua juga dapat hidup, tetapi harus dengan bersusah payah, dan dengan mencucurkan keringat, kadang-kadang juga airmata."
Dengan mata berlinang, sedih dan takut, Adam bersimpuh menundukkan kepala di hadapan Tuhan minta ampun: "Tuhanku! Tuhanku! Ampunilah aku, ampuni aku."
Terhadap Adam, Hawa dan Iblis, Allah menetapkan putusan yang tak dapat di robah lagi dengan berfirman: "Kamu semua harus turun ke bumi. Disanalah tempatnya bagi kamu untuk hidup bermusuh musuhan, tipu menipu, perdaya memperdayakan, berhasad dan dengki. Aku beri kesempatan kepada masing masing kamu untuk hidup di bumi ini di dalam waktu yang terbatas, juga dengan segala macam kesenangan dan kesusahan yang terbatas pula. Nanti akan datang ajal kepada masing masing kamu, lalu masing masing kamu akan Aku panggil kembali kepadaKu, untuk mempertanggung jawabkan apa yang kamu sudah lakukan selama hidup dimuka bumi itu."
Airmata semakin banyak jatuh bercucuran dari mata Adam dan Hawa. Keduanya menangis tersedu sedu, sambil menanggungkan sesal yang tidak terkira hebatnya atas kesalahan, lantaran godaan Iblis.
Kepada Adam dan Hawa kembali Allah berfirman: "Di bumi, kamu akan selalu didatangi dan digoda oleh Iblis dan semua anak cucu dan kakitangannya. Di bumi, kamu akan menghadapi perjuangan yang berat menghadapi mereka. Tetapi kamu jangan takut. Kepadamu dan anak cucumu akan Aku turunkan petunjuk petunjuk (ajaran-ajaran agama). Siapa diantara kamu dan anak cucumu itu yang senantiasa mengikuti petunjukKu itu, dia tidak akan tersesat dan tidak akan sengsara."
Tidak lama kemudian, tibalah Adam dan Hawa dipermukaan bumi yang fana. Diterimanyalah wahyu Ilahi yang pertama yang menyatakan, bahawa Allah sudah berkenan mengampuni dosa dan menerima taubat Adam dan Hawa. Sungguh Allah suka memberi ampunan dan taubat bagi siapa saja di antara hambaNya yang merasa dirinya bersalah dan suka minta ampun dan taubat
Cerita Adam yang memakan buah terlarang, lalu dikeluarkan dari Syurga dan ditempatkan di bumi ini, sudah menyesatkan banyak manusia dari dahulu sampai sekarang. Mereka katakan bahawa dengan perbuatan Adam itu maka dia sudah berdosa sebesar besar dosa, sehingga Adam diusir Allah ke bumi ini. Bahkan bukan hanya Adam dan Hawa saja yang berdosa besar, melainkan juga seluruh anak keturunannya sampai hari kiamat. Demikian hebat dan besarnya dosa Adam dan keturunannya dengan kesalahan tersebut, tidak dapat diampuni begitu saja, sehingga Allah kerana kasihNya, menjelma menjadi anak manusia melalui perut seorang wanita, lalu mati di tiang salib untuk menebus dosa tersebut.
Untuk menghindarkan manusia dari kesesatan yang nyata ini, Allah telah mengutus RasulNya yang terakhir, iaitu Muhammad s.a.w., untuk menyampaikan wahyu wahyu dari Allah, iaitu al-Quran. Berulang kali dalam al-Quran, Allah menyatakan bahawa Adam melanggar perintah Allah itu, adalah semata mata kerana terlupa sama sekali bukan kerana sengaja. Sebab itu, Adam dianggap Allah hanya tersalah, dan bukan berdosa yang tidak terampun. Semua kesalahan yang dilakukan manusia kerana lupa, tidaklah dianggap Allah sebagai dosa. Apalagi kesalahan Adam ini hanya sekadar memakan sebiji buah, tidaklah dapat dianggap sebagai kesalahan besar, melainkan hanya suatu kesalahan yang amat kecil dan kecil sekali.
Tetapi bagaimanapun kecilnya kesalahan ini, kerana kesucian dan kesedarannya yang amat tinggi itu, Adam sangat menyesal, Adam mengeluh, Adam minta ampun dan taubat. Seorang yang dapat menyedari akan kesalahannya, bukanlah orang yang berdosa, melainkan seorang yang amat mulia, seorang yang amat suci.
Berulangkali pula didalam al-Quran diterangkan, bahawa Allah sudah berkenan mengampuni kesalahan Adam yang kecil itu. Bahkan bukan hanya diampuni dan diberi taubat saja oleh Allah, melainkan kerana kesedarannya dan penyesalannya itu, Adam menjadi manusia yang terpilih, diberi petunjuk dan diangkat Allah menjadi Nabi. Adalah suatu kesesatan yang nyata, menganggap seorang Nabi orang berdosa.
Begitu pun tentang dikeluarkannya Adam dan Hawa dari Syurga, lalu dipindahkan dan ditempatkan di bumi ini, bukanlah menunjukkan bahawa Adam berdosa. Kerana bukankah telah diterangkan bahawa sebelum Adam melakukan pelanggaran tersebut, Allah sudah menyatakan kepada seluruh Malaikat, bahawa Adam itu diciptakan Allah untuk menjadi Khalifah di bumi ini. Ertinya bahawa Adam dan anak cucunya, diciptakan Allah untuk menghuni bumi yang sudah terbentang luas. Adalah suatu kesesatan yang nyata pula, kalau di katakan bahawa manusia ditempatkan di bumi ini, kerana dosa dan kesalahan yang telah diperbuat Adam dan Hawa. Umat Islam harus membersihkan diri dari kesesatan yang nyata ini.
Adam menurut ajaran agama kita Islam, selain manusia pertama, juga seorang Nabi dan Rasul. Kita umat Islam diwajibkan beriman kepada semua Nabi dan Rasul, serta mempercayai bahawa setiap Nabi dan Rasul itu harus bersih dari segala dosa, sekalipun sebagai manusia mungkin saja tersalah, iaitu kerana lupa dan lain lain. Kesalahan bukan dosa. Nabi nabi dan Rasul rasul yang lain pun pernah pula tersalah karena lupa. Nabi Muhammad s.a.w. pernah tersalah, iaitu mengakhiri sembahyang asar yang seharusnya empat rakaat, sesudah beliau baru saja melakukannya dua rakaat. Setelah diperingatkan oleh para Sahabat yang menjadi makmumnya, barulah beliau sedar, dan beliau langsung meneruskan sembahyang tersebut sampai empat rakaat.
Lebih hebat lagi kesesatan sebahagian manusia yang mengatakan bahawa: kesalahan Adam itu menjadi dosa pula bagi semua anak cucunya sampai hari kiamat, yang mereka katakan dosa asal. Padahal semua manusia yang baru lahir, bersih dari segala dosa, sekalipun ibu bapanya berdosa atau bersalah. Tidaklah adil dan patut kalau seorang ibu atau bapa berdosa, lalu anaknya dianggap berdosa pula karena dosa ibu dan bapanya itu. Dosa itu baru timbul sesudah seorang anak menjadi baligh dan berakal (aqil baligh), kerana perbuatannya sendiri.
Alangkah hebatnya dosa orang yang membawa manusia kepada agama kepercayaannya yang setiap waktu secara berulangkali mengatakan bahawa Nabi Adam berdosa. Mengambinghitamkan seorang manusia suci, Nabi dan Rasul, iaitu Adam, untuk mendapatkan pengikut, bukanlah suatu perbuatan yang suci, melainkan sebaliknya, suatu perbuatan yang tercela dan berdosa pula.
Kisah Adam yang demikian itu disampaikan Allah kepada manusia dengan perantaraan Kitab SuciNya al-Quran, adalah sebagai pelajaran dan peringatan bahawa kita manusia sekalipun makhluk terbaik dan mulia tetapi tetap mempunyai kelemahan. Diantara kelemahan manusia itu ialah sifat pelupa. Dan disaat kita lupa itu, kita dapat diperdayakan dan disesatkan oleh Iblis. Hendaknya berhati hati sekali jangan sampai dapat disesatkan oleh Iblis itu.
Masjid Al Hakim Cairo

MULAI HIDUP BERKETURUNAN
Alangkah terkejutnya Adam dan Hawa setibanya dipermukaan bumi ini. Sungguh besar perbezaan Syurga dengan Bumi, seperti perbezaan siang dengan malam. Dilihat Adam dan Hawa bahawa bumi ini penuh dengan hutan belantara. Penuh dengan pokok pokok yang besar dan bercabang cabang.
Didalamnya hidup segala macam binatang buas yang selalu hendak menerkam mangsanya. Singa, harimau, gajah, beruang, ular dan lain-lain sebagainya. Kerana takutnya terhadap binatang buas itu, Adam dan Hawa dengan bersusah payah, sedaya upaya mencari tempatuntuk bersembunyi. Disalah satu dataran tinggi, didapati Adam dan Hawa sebuah gua yang agak luas. Disanalah mereka menetap dan bersembunyi.
Tetapi akhirnya Adam dan Hawa merasa dahaga dan lapar. Dengan bersusah-payah pula, keduanya harus keluar dari gua mencari air untuk diminum dan buah-buahan untuk dimakan. Tetapi tidak semua air dapat diminum dan tak semua buah dapat dimakan, Ada yang pahit, masin, masam, dan ada pula yang enak, manis dan gurih. Ya, ternyatalah, bahwa kehidupan didunia ini beza dengan kehidupan di Syurga dahulu. Kehidupan didunia ini setiap saat atau detik penuh dengan perjuangan. Setiap saat harus memeras otak, memeras tenaga dan keringat.
Begitulah, setiap kali merasa dahaga dan lapar, Adam dan Hawa terpaksa berjalan sejauh jauhnya mencari air dan buah buahan. Sedang bahaya binatang binatang buas selalu mengancam jiwanya. Rupanya kehidupan dipermukaan bumi ini, adalah satu cara hidup yang selalu dalam proses dan peredaran, yang selalu silih berganti antara senang dan susah, dingin dan panas, naik dan turun, kenyang dan lapar, sihat dan sakit dan seterusnya. Segala macam penderitaan yang berbentuk dahaga, lapar, bahaya binatang buas dan lain-lain telah dapat menggerakkan akal dan fikiran Adam dan Hawa, bagaimana mereka dapat membebaskan diri dari penderitaan itu.
Timbullah fikiran dalam hatinya untuk menanam pohon-pohon yang buahnya enak dimakan disekitar tempat kediamannya, agar dia terhindar dari bahaya binatang-binatang buas didalam hutan belukar mencari atau memetik buah-buah yang dia inginkan. Dengan mempergunakan dahan dahan kayu, tempat disekitar gua itu ditebasnya. Dipindahkannya ke situ pokok pokok yang dirasanya enak dimakan buahnya, untuk menghilangkan laparnya.
Ya, Adam terpaksa memeras tenaga, mencucurkan peluh, memeras otak dan fikiran, untuk mendapatkan makanan menghilangkan lapar. Isterinya Hawa pun demikian pula. Dia terpaksa menolong Adam dengan tenaga yang ada padanya. Begitulah, bertahun tahun kemudian, Adam dan Hawa sudah dapat bercucuk tanam, dan sudah pandai pula berternak memelihara binatang ternakan seperti kambing dan ayam.

Masjid Nabawi


KETURUNAN PERTAMA Dalam kehidupan bersuami isteri, Hawa mulailah hamil. Tidak lama kemudian lahirlah ke permukaan bumi ini turunan Adam dan Hawa yang pertama. Anak yang pertama ini lelaki seperti Adam. Anak itu diberi nama Qabil.
Alangkah bahagianya Adam dan Hawa setelah dari pergaulannya berdua itu, lahir seorang manusia baru, anaknya yang pertama itu, menambah anggota masyarakat yang hanya terdiri dari dua orang menjadi tiga orang. Hawa mulai sibuk menjaga dan mengasuh anaknya, tidak dapat lagi keluar membantu Adam bercucuk tanam dan mengembala ternakan. Adam terpaksa keluar seorang diri dan bekerja. Setiap petang kalau dia sudah lelah, dia pulang kembali ke gua tempat kediamannya untuk istirahat, menemui isteri dan anaknya. Makanan yang didapatinya dibawanya pulang dan dimakannya bersama sama dengan isteri dan anaknya.
Dengan begitu, kegembiraan hidup Adam dan Hawa diatas bumi tampaknya semakin hari semakin bertambah. Kegembiraan yang bertambah itu telah dapat menghilangkan kelelahan bekerja dan ketakutannya terhadap binatang binatang buas.
Setelah berlalu pula kira kira setahun lamanya, kembali Hawa menjadi hamil. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, seorang wanita. Dan anak perempuan ini dinamai Adik Qabil. Dengan kelahiran yang kedua ini, Adam dan Hawa semakin gembira hidupnya dan semakin rajin dan tekun bekerja mencari penghidupan.
Begitulah dari tahun ke tahun, keluarga Adam selalu bertambah tambah dengan anak yang ketiga, seorang lelaki dinamai Habil, anak keempat seorang perempuan, dinamai Adik Habil, kelima, keenam dan seterusnya. Adam terpaksa bekerja lebih keras untuk mendapatkan makanan lebih banyak kerana bilangan keluarganya semakin besar.
Adam dan Hawa menjadi semakin tua, sedang anak anaknya pun semakin besar dan meningkat dewasa. Qabil dan Habil sekarang sudah meningkat jadi muda remaja. Akal dan fikirannya mulai timbul. Timbul perasaan wajib menolong ibu bapanya, bekerja bertani dan menggembala, menghasilkan makanan dan minuman bagi keluarganya yang semakin besar, turut berjuang menjaga adik adiknya dari bahaya singa dan harimau, dan binatang-binatang buas lainnya.
Mulai tampak perbedaan alam wanita dengan lelaki. Anak anaknya yang lelaki kebanyakan suka bekerja di luar rumah, bertani, berburu dan memelihara binatang binatang ternak. Sedang anak anaknya yang wanita suka bekerja di rumah, memasak makanan dan minuman serta menjaga adik adik dan mengurus keperluan keperluan rumahtangga.
Sekalipun Qabil dan Habil dua bersaudara, sebapa dan seibu, dan sama lelaki, sama sama dibawah asuhan seorang ibu dan seorang bapa, tinggal didalam dan iklim yang sama, tempat yang sama pula, namun kudrat Ilahi dan kehendak Allahlah yang lebih menentukan segala sesuatu didalam alam yang luas ini. Keadaan rohani dan jasmani dari Qabil dan Habil tidaklah sama, berbeza satu dengan yang lain. Ada perbezaan besar. Qabil sekalipun lebih tua, tetapi badannya lebih kecil dan lemah. Habil sekalipun lebih muda, tetapi badannya lebih besar dan lebih kuat. Qabil sekalipun lebih tua dan berbadan lemah, tetapi tabiatnya amat kasar. Sedang Habil yang berbadan kuat dan besar, tetapi tabiatnya sangat baik dan perasaan yang sangat halus, lagi berbudi pekerti tinggi.
Adam bermaksud akan membagi-bagikan perkerjaan kepada dua orang anaknya yang meningkat remaja itu. Qabil dengan tabiatnya yang kasar itu diserahi oleh Adam untuk bertani, mengolah tanah, menyangkul dan menebas hutan belukar, kerana tanah dan hutan belukar adalah barang mati yang tidak memerlukan perasaan halus dan cinta kasih.
Ada pun Habil kerana perasaannya yang halus dan perasaan kasih sayangnya, diserahi oleh Adam untuk memelihara binatang ternak, iaitu kambing dan lembu yang dapat merasakan haus dan lapar, sakit dan senang, sebab itu perlu disayang, dicintai, harus diurus oleh manusia yang mempunyai perasaan halus dan rasa kasih sayang.
Baru saja matahari terbit di waktu pagi, maka keluarlah Adam, Qabil dan Habil dari gua tempat kediaman mereka untuk bekerja. Qabil terus menuju ke hutan menebas belukar, ke ladang menyangkul, menaburkan benih atau menuai, bila tanam tanamannya sudah masak untuk dituai.
Sedang Habil menuju ke padang rumput untuk memelihara dan menggembalakan ternaknya. Adam kadang kadang pergi berburu, mencari ikan atau burung, untuk dimakan dagingnya sebagai lauk pauk. Atau pergi mencari air untuk di minum dan memandikan anak anak dan isterinya. Kalau matahari sudah hampir tenggelam, siang akan berganti dengan malam, mereka kembalilah ke gua tempat kediaman mereka. Qabil membawa buah buahan dan sayuran, Habil membawa susu, sedang Adam membawa burung-burung dan ikan hasil buruannya. Sesudah semua buah tangan itu dimasak oleh Hawa, mereka makanlah bersama sama dengan enaknya.
Diwaktu dan sesudah makan bersama ini, timbullah fikiran pada Adam untuk mengajar anak anaknya bersyukur kepada Allah yang telah memberi mereka rezeki sebanyak itu.
Lihatlah kata Adam kepada anak-anaknya: "Kita ini tidak akan ada kalau tidak diciptakan oleh Allah. Allahlah yang menciptakan diri kita masing-masing. Diciptakan Allah pula bumi yang lebar dan luas ini untuk tempat tinggal kita. Lihatlah, alangkah luas dan lebarnya bumi Allah yang kita tempati ini. Di sinari oleh matahari di waktu siang dan oleh bulan dan bintang-bintang, diwaktu malam. Ditumbuhkan Allah segala macam tumbuh-tumbuhan, dikembangkan Allah segala macam binatang binatang untuk menjadi rezeki kita. Marilah kita menyembah kepada Allah dan mensyukuri segala nikmat dan rahmatNya kepada kita."
Untuk menguji tentang keimanan dan kesyukuran kedua orang anaknya yang sudah remaja itu, Adam menyuruh kedua orang anaknya yang bernama Qabil dan Habil itu untuk pergi ke puncak sebuah gunung. Kedua dua orang anaknya itu disuruh oleh Adam membawa sebahagian dari penghasilan masing masing, dan meletakkan penghasilannya di puncak gunung itu, agar dapat dimakan oleh makhluk Allah yang mana saja membutuhkannya, iaitu makhluk makhluk Allah yang tidak pandai bercucuk tanam dan memelihara binatang ternak. Pekerjaan ini dinamai Adam berkorban, berzakat dan beribadat.
Pekerjaan berkorban, berzakat dan beribadat ini amat cocok dan sesuai dengan perasaan Habil, kerana dengan perasaannya yang halus dan fikirannya yang dalam, dia dapat merasakan kebesaran Allah yang banyak nikmat pemberianNya. Apalagi pengorbanan tersebut, akan dapat pula menolong beberapa macam binatang-binatang yang dalam kehausan atau kelaparan.
Adapun Qabil dalam hatinya sangat menentang pekerjaan itu. Mengorbankan sebahagian dari hasil kerjanya yang diperdapatnya dengan penat lelah, untuk dijadikan zakat atau ibadat terhadap Allah, dianggapnya satu pekerjaan yang tidak berguna, atau pekerjaan orang bodoh dan merugikan. Alangkah susahnya mencari rezeki, katanya, kenapa rezeki itu dilemparkan ke puncak gunung untuk dimakan binatang binatang yang tidak ada gunanya. Iblis yang dilontarkan Allah ke bumi, rupanya sudah mulai menjalankan peranannya, untuk memesongkan hati manusia dari amal dan perbuatan yang baik. Habil rupanya tak mampu digoda dan diperdayakannya. Tetapi Qabil merupakan tanah yang subur bagi Iblis untuk menjalankan tipu dayanya.
Iblis sudah dapat memasuki salah satu kelemahan dari unsur manusia dengan saluran kecintaan manusia kepada harta benda. Harta dan kekayaan adalah satu alat buat Iblis untuk memperdayakan manusia. Untuk berkorban ini, Habil memilih kambingnya yang terbaik dan tergemuk. Sesudah disembelihnya, lalu ditaruhkannya dipuncak gunung, sebagai korban dan tanda terimakasihnya terhadap Allah yang telah memberikan rezeki.
Qabil sekalipun dengan perasaan enggan dan terpaksa, juga melakukan ibadat korban itu. Tetapi untuk korban ini dia memilih buah-buahan yang tidak baik, yang sudah setengah busuk, kerana hatinya memang tidak baik dan busuk pula.
Baik Habil atau Qabil lalu meletakkan korban masing-masing dipuncak gunung, dengan harapan korban itu akan diterima oleh Allah dengan penerimaan yang baik. Pada hari berikutnya, pergilah kedua bersaudara itu diiringkan oleh bapaknya Adam, untuk melihat, apakah korban korban itu sudah diterima oleh Allah atau tidak.
Ternyata bahawa korban Habil sudah tidak ada lagi, bererti sudah diterima oleh Allah dengan baik. Tetapi korban Qabil yang terdiri atas buah-buahan yang tidak elok dan busuk itu, masih saja ada disitu bahkan sudah menjadi lebih busuk. Itu bererti bahwa korban Qabil tidak diterima oleh Allah.
Bukan main girangnya Habil melihat yang korbannya diterima dengan baik oleh Allah. Dia lalu bersyukur dan berterimakasih. Qabil menjadi marah dan irihati, kerana korbannya tidak diterima oleh Allah. Dengan marah dia berkata kepada bapanya: "Korban si Habil diterima oleh Allah, kerana bapa mendoakan baginya. Korban saya tidak diterima oleh Allah, kerana bapak tidak suka mendoakan bagi saya."
Adam lalu menjawab: "Habil mengorbankan barang barang yang baik, kerana hatinya baik. Korbannya diterima oleh Allah, kerana Allah suka kepada barang-barang yang baik. Sedang engkau mengorbankan buah buahan yang tidak baik dan busuk. Itu menunjukkan yang hatimu busuk. Korbanmu tidak diterima oleh Allah, kerana Allah tidak suka kepada barang-barang yang busuk dan tidak baik."
Qabil menjadi marah dan irihati kerana korbannya tidak diterima oleh Allah. Dengan marah dia berkata kepada adiknya Habil, sekalipun Habil tidak bersalah apa apa terhadap dirinya. Tetapi begitulah caranya Iblis menggoda manusia tanpa alasan yang tepat pun. Iblis dapat menggoda manusia manusia yang lemah jiwa dan batinnya, lemah imannya untuk membenci saudaranya sendiri yang tak bersalah apa apa. Sesungguhnya tipu muslihat Iblis itu halus dan licin sekali.
Qabil pulang ke rumahnya dengan hati yang marah dan menggerutu. Kepalanya digeleng gelengkan tanda marah yang bersangatan. Marah kepada saudaranya Habil yang baik dan tidak bersalah apa apa terhadap dirinya. Bukan marah terhadap dirinya sendiri yang tidak baik dan busuk itu.
Ya, begitu halusnya godaan Setan dan Iblis terhadap manusia, untuk mengeruhkan pergaulan sesama manusia dalam kehidupan di permukaan bumi ini. Setelah masing masing anak Adam itu meningkat dewasa, maka anak anak lelaki mulai merasakan keperluan terhadap isteri, sedang anak anak perempuan merasakan keperluan terhadap suami, kerana memang demikianlah sunnah yang ditetapkan Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk berjiwa lainnya.
Sekalipun masyarakat manusia di masa hidupnya Adam itu baru terdiri atas beberapa orang lelaki dan beberapa orang wanita saja, namun begitu untuk memenuhi hasrat bersuami isteri ini agar berjalan dengan teratur, maka Allah menetapkan beberapa aturan (syari'at) yang harus dijalankan oleh masing masing manusia yang menjadi anggota masyarakat yang kecil itu.
Ditetapkan Allah syari'at (aturan) bagi anak anak Adam dan Hawa yang sudah dewasa itu, iaitu aturan yang sangat sederhana sekali. Qabil anak pertama, boleh kawin dengan Adik Habil anak keempat, sedang Habil anak ketiga boleh kawin dengan Adik Qabil anak kedua. Jadi masing masing Qabil dan Habil tidak boleh kawin dengan adiknya sendiri. Syari'at itu diwahyukan Allah kepada Adam. Adam menyampaikan wahyu ini kepada isteri dan anak anaknya yang sudah berhasrat kawin itu. Syari' at ini diterima dengan segala ketaatan dan kepatuhan oleh Adam, Hawa dan anak anaknya.
Hanya Qabil yang tidak mahu tunduk terhadap syari'at yang ditetapkan Allah ini. Iblis mendapat peluang yang baik sekali dengan perantaraan perasaan berahi antara lelaki dan wanita, dengan perantaraan nafsu dan keinginan keinginan hidup manusia. Kepada Qabil dibisikkan oleh Iblis bahwa Adik Qabil lebih cantik dari Adik Habil.
Kata Iblis kepada Qabil: "Jangan kamu tunduk kepada penetapan bapamu yang tidak adil itu. Adikmu sendiri jauh lebih cantik dari Adik Habil. Kenapa bapa menyuruh kamu kawin dengan Adik Habil yang tak cantik, sedang adikmu yang cantik itu disuruh berikan kepada Habil untuk menjadi isterinya?"
Dengan pujukan Iblis ini, mulailah ketara nafsu yang tidak mahu menurut putusan dengan segala macam alasannya. Kecantikan seorang wanita telah dapat dipergunakan oleh Iblis untuk menimbulkan perselisihan antara dua orang lelaki yang bersaudara kandung itu. Ini bukan hanya terjadi ke atas diri anak anak Adam dan Hawa dahulu kala, tetapi masih terjadi pada anak cucu Adam dan Hawa yang hidup diabad ini, atau zaman moden sekarang ini.
Adam dan Hawa sebagai bapa dan ibu mulai pening memikirkan bagaimana caranya agar dia dapat memenuhi keinginan anak anaknya dengan tidak melanggar syari'at yang sudah ditetapkan Allah, agar tetap hidup dalam keadaan aman tenteram dan selamat dimuka bumi ini.
Bila syari'at Allah dijalankan akan terjadi perselisihan antara anak anaknya. Bila keinginan anaknya yang diteruskan akan terjadi keengkaran terhadap syari'at yang ditetapkan Allah. Satu kesempatan yang amat baik sekali bagi Iblis untuk menjalankan tipudaya dan siasatnya. Perselisihan antara manusia sesama manusia adalah jalan yang amat lurus bagi Iblis untuk sampai pada tujuannya.
Kesempatan baik ini, tidak disia-siakan Iblis. Iblis segera datang berbisik ke telinga Qabil: "Hai, Qabil! Janganlah lekas putusasa. Ada satu cara yang amat mudah untuk mengatasi jalan buntu antara engkau dan adikmu Habil, untuk menyampaikan hasrat hatimu kawin dengan adikmu yang cantik itu. Jalan satu-satunya ialah supaya kamu bunuh saja adikmu yang bernama Habil itu."
Mula mula Qabil agak ragu ragu terhadap cara penyelesaian yang dianjurkan Iblis itu. Iaitu dengan cara membunuh Habil, adik kandungnya sendiri, saudara yang seibu dan sebapa dengan dia, selapik seketiduran, kadang-kadang sebantal sekalang hulu.
Beberapa hari lamanya Qabil termenungmenung tidak keruan hidupnya. Berdiri bermenung, duduk bermenung, tidur tak berasa puas, makan tak berasa enak. Duduk termenung dan melamun adalah merupakan tanah yang amat subur pula bagi Iblis untuk menanam siasat dan tipu dayanya terhadap manusia. Orang yang duduk bermenung bererti fikirannya menjurus ke satu jurusan saja. Dia lupa akan jurusan jurusan lain dalam hidupnya. Apalagi kalau yang dimenungkan itu hal yang tak baik. Dia akan lupa akan kemaslahatan dirinya. Apa lagi kemaslahatan ibu bapa dan keluarganya. Dia akan lupa akibat akibat yang akan timbul dari perbuatannya itu. Di saat yang amat kritikal dalam menungannya itu, Iblis datang langsung menemui Qabil dengan anjuran yang lebih tegas:
"Bunuh saja, hentam saja, jangan fikir panjang lagi !"
Melihat keadaan dan tabi'at Qabil yang luarbiasa itu, Adam, Hawa, Habil seluruh anggota anggota keluarganya menjadi gelisah. Masing-masing mereka mencoba memberi nasihat kepada Qabil. Berkata Adam kepada Qabil: "Jangan engkau perturutkan ajakan Setan dan Iblis. Tunduklah kepada syari'at yang ditetapkan Allah yang telah disetujui oleh ibu bapamu sendiri." Habil dengan hati yang lapang dan pandangan yang luas mencuba menasihati abangnya yang sudah lupa daratan itu: "Lebih baik engkau mencari jalan yang hak, hai saudaraku, menempuh jalan yang membawa selamat, menjauhkan diri dari jalan yang membawa celaka dan kesengsaraan yang berlarut larut."
"Ketahuilah, saudaraku," katanya lagi, "bahawa apa yang terjadi ini adalah syari'at dan takdir yang sudah ditentukan Allah. Ibu dan bapak, begitupun saya sendiri hanya semata-mata menjalankan perintah dan syari'at Allah itu. Kita sekalian diciptakan Allah hidup di permukaan bumi ini, adalah semata mata untuk dapat menjalankan syari'at dan untuk mengabdikan diri kita kepada Allah yang menciptakan kita itu. Sungguh engkau akan berdosa bila keluar dari jalan yang hak sudah ditentukan Allah. Maka lebih baik engkau minta ampun atas dosamu itu, sebagaimana saya selalu minta ampun dan menyerahkan nasib dan untungku seluruhnya kepada Allah yang menciptakan seluruh alam ini."
Nasihat yang bagaimana juga baik dan benarnya, rupanya tidak berbekas pada jiwa yang penuh nafsu yang sedang bergejolak membakar. Qabil malah menjadi semakin galak garang. Dia segera mendekati adiknya Habil yang masih memberi nasihat dan berkata: "Engkau jangan banyak bicara. Engkau pasti saya bunuh."
Dengan hairan dan sabar, Habil menjawab: "Kenapa kau hendak bunuh aku?" "Kerana bapa dan Allah lebih suka kepada engkau," jawab Qabil. "Dengan membunuh saya, keadaan tidak akan berubah, malah bapak dan Tuhan akan semakin marah terhadap engkau," jawab Habil. "Tak peduli, engkau pasti aku bunuh, agar senang hatiku," kata Qabil dengan garangnya. Sekalipun Habil jauh lebih kuat badannya dari Qabil, kerana budinya yang tinggi, dia tetap bersabar diri dan berkata: "Sekali pun engkau telah mengacungkan tangan untuk membunuhku, saya tetap tidak akan menggerakkan tangan untuk membunuhmu. Saya takut kepada Tuhan Semesta Alam."
Habil terus berjalan menuju tempat kediamannya, Qabil mengikutinya dari belakang dengan hati mengkal. Setibanya di gua, masih saja dia mengkal dan marah. Dicobanya menidurkan mata, tidak mahu tidur. Semalam malaman itu dia tak sepicing juga dapat tidur. Dadanya berasa mengah.
Disaat itu datang lagi Iblis meniup-niup hatinya yang sudah panas itu dengan berkata: "Bunuh Habil, bunuh Habil, bunuh Habil !"
Diwaktu pagi sebagai biasa, Habil bangun dari tidurnya. Dengan perasaan lega dia menuju ke padang rumput menggembalakan ternaknya. Qabil yang sedang diperkuda oleh Iblis dengan sembunyi sembunyi mengikutinya dari belakang. Maksudnya untuk membunuh Habil yang tidak ragu ragu lagi, malah bertambah menyala nyala. Dikala matahari, bulan, bintang bintang beredar diangkasaraya menjalankan perintah Tuhannya, dikala burung burung berkicau bersiul berterbangan ke sana ke mari menjalankan tugasnya masing masing sambil bertasbih mensucikan Tuhan Yang Maha Suci, Qabil dengan mencapai dahan kayu yang amat keras dan berat memukul kepala Habil dari belakang sekuat hatinya.
Darah bertumpah dan mengalir membasahi permukaan bumi buat pertama kali. Habil menjerit kesakitan, badannya terhempas ke bumi dan bergeletar. Terjadilah apa yang disangsikan para Malaikat terhadap manusia, ketika Malaikat diberitahu Allah bahwa manusia akan diciptakan Allah untuk menjadi Khalifah (pengatur) diatas bumi. Malaikat sangsi bahwa manusia akan berbuat binasa di bumi dan akan menumpahkan darah. Kesangsian itu kini untuk pertama kalinya sudah terjadi, mungkin akan disusul pula dengan kejadian-kejadian kedua, ketiga, keempat dan sampai entah ke berapa kali lagi; bahkan pembunuhan itu bukan hanya dilakukan oleh seorang manusia terhadap seorang manusia saja, tetapi akan terjadi pembunuhan pembunuhan besar, beribu-ribu manusia dengan alat alat pembunuhnya yang terkejam dan termoden akan membunuh beribu ribu manusia lainnya, manusia yang bersalah dan tidak bersalah, wanita atau anak anak di bawah umur sekalipun.
Setelah melihat darah mengalir membasahi bumi, serta mendengar jeritan Habil yang memilu dan menyayat perasaan itu, maka Iblis yang memperkudanya itu tersenyum simpul, lalu pergi meninggalkan mangsanya, sebagai seorang yang menang, kerana helah dan tipudayanya sudah berhasil. Makin yakin ia akan kelebihan dirinya dan akan kelemahan atau kekurangan Bani Adam (manusia).

Sepeninggalan Iblis itu, Qabil mulai sedar akan kebodohan dirinya. Perasaan menyesal atas perbuatan yang baru dilakukannya mulai tumbuh, muncul dengan perlahan dari lubuk hatinya. Teringatlah ia, bahawa adiknya (Habil) adalah seorang baik dan tidak bersalah apa apa. Mulailah dia merasakan bahawa perbuatannya itu amat kejam. Mulai timbul kesedaran, bahawa dia bersalah besar. Tidak ada keuntungan yang diperolehinya dari pembunuhan ini. Dan tidak mungkin pembunuhan ini akan membawa kesenangan hatinya. Malah sebaliknya, hatinya bertambah gundah, dia merasa rugi, kosong dari perasaan aman dan tenteram. Apalagi setelah dilihat dengan mata kepalanya sendiri keadaan adiknya Habil yang bergeletar ditanah menghadapi sakaratul maut. Suara rintihannya semakin halus, akhirnya hilang lenyap. Sebaliknya seluruh anggota badannya semakin hebat menghempas ke kiri dan ke kanan menandakan rasa sakit yang tak terhingga. Nafasnya sesak, seakan akan jantung dan paru parunya sudah tidak kuasa lagi menghirup udara atau hawa. Akhirnya seluruh gerakgerinya berhenti, sekujur badannya menjadi lemah longlai, dan dia lalu menghembuskan nafas yang terakhir.
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun." Ya, semua manusia akan mati. Bahkan semua makhluk berjiwa akan mengalami mati. Kerana begitulah sunnah Ilahi yang menciptakan seluruh makhluk berjiwa ini. Kerana Allah sudah menetapkan dari azal, bahawa kehidupan didunia ini hanya buat sementara saja, hanya sebagai singgah dalam perjalanan ke arah penghidupan yang kekal dan abadi di akhirat. Diakhirat nanti akan diperhitungkan satu persatu amal dan kerja setiap manusia selama hidupnya di dunia ini. Setiap amal, buruk dan baik, kecil dan besar tidak ada yang tertinggal dan tidak kena perhitungan itu. Semua akan mendapat balasan yang setimpal. Perbuatan baik balasannya baik.
Perbuatan jelek atau jahat pembalasannya jahat pula. Orang yang hidupnya teraniaya di permukaan bumi ini janganlah terlalu bersedih hati. Bersabarlah, Tuhan sanggup membalikkan penganiayaan itu ke alamat asalnya. Dan orang yang menganiaya, jangan terlalu bergembira dalam hidup, pasti akan merasakan sakit dan pedihnya penganiayaan yang dia lakukan itu !
Angin sepoi mulai berhembus dan bertiup. Semua daun daun kayu bergerak dan berdesir. Hembusan angin sepoi itu seakan akan menjamah sekujur tubuh Habil yang sudah tak bernafas lagi itu sebagai hiburan dan tanda turut berdukacita. Sedangkan desiran daun daun seakan akan bertasbih meratapi dan meucapkan selamat jalan kepada jenazah Habil yang sedang pulang kembali ke Rahmatullah.
Adapun Qabil mendengar desiran daun dihembus angin sebagai bisikan yang mengecam dan mengutuknya: "Qabil, engkau pembunuh, engkau pembunuh, engkau kejam, engkau kejam, bodoh, engkau bodoh."
Burung burung dan binatang binatang buas dengan berbagai bunyi, seakan akan berkata kepadanya menyesali perbuatannya itu: "Engkau pembunuh, engkau kejam."
Qabil mulai mengerang panjang. Dia mulai merasa takut. Badannya berasa berat dan kakinya berasa lemah. Tiba tiba dia tersungkur jatuh disamping jenazah adiknya Habil. Dia memanggil manggil: "Habil! Habil! Habil !"
Habil tidak menjawab, kerana dia sudah menghembuskan nafas yang terakhir, telah bercerai jiwa dengan raganya. Tinggallah Qabil termangu mangu disamping jenazah adiknya. Tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Apakah jenazah adiknya itu akan ditinggalkannya begitu saja sehingga biar dimakan serigala dan burung burung?
Tak sampai hati dia meninggalkannya begitu saja. Akhirnya jenazah itu dipikul ke bahunya dan dibawanya. Tetapi dia tidak tahu ke mana jenazah itu akan dibawanya dan akan diapakan jenazah itu. Dia terus berjalan dan berjalan. Akhirnya dia menjadi letih, lalu berhenti melepaskan lelah. Hatinya sedih dan mulai berkhayal agar adiknya hidup kembali. Sesalnya bertambah tambah, sehingga dia menjadi tak keruan dan gelisah. Mulai dia marah kepada dirinya sendiri.
Setelah letihnya agak berkurang kembali jenazah adiknya itu dipikulnya ke bahunya. Dia berjalan tidak bertujuan. Setelah penat, dia berhenti pula melepaskan lelah. Begitulah berulang ulang sampai letih dan lesu, dibawah terik panas matahari.
Tiba tiba dia melihat dua ekor burung gagak berkejar kejaran. Kedua burung gagak itu sama menyiruk ke bawah, hinggap ditanah. Keduanya berkelahi sehebat hebatnya, tikam menikam, pukul memukul dengan paruhnya masing-masing. Salah satu di antara kedua burung itu kena pukul yang keras sekali, sehingga patah lehernya. Burung yang kena pukul itu bergeletar ditanah menghempaskan diri. Tak lama kemudian burung itu mati.
Setelah mengetahui bahawa burung yang kena itu sudah mati, lalu burung yang masih hidup menggali lubang ditanah dengan menggunakan kaki dan paruhnya. Setelah lubang itu menjadi besar dan dalam, gagak yang hidup menarik gagak yang mati dengan paruhnya ke dalam lubang. Lubang itu lalu ditutupnya kembali dengan tanah. Gagak yang masih hidup lalu terbang meninggalkan tempat itu
Melihat itu, Qabil takjub hairan sekali dan berkata kepada dirinya sendiri: "Rupanya aku ini jauh lebih bodoh dari gagak yang hitam itu." Dia lalu meniru gagak itu. Lubang digali, lalu jenazah adiknya dimasukkan dalam lubang itu, dikuburkan dan ditimbunnya dengan tanah.
Setelah agak lama Habil dan Qabil tidak pulang, Adam dan Hawa mulai khuatir dan cemas. Adam lalu berangkat mencari kedua orang anaknya itu.
Alangkah terperanjatnya Adam melihat darah tertumpah ditanah membasahi bumi. Dadanya bergoncang, hatinya berdebar, Adam berteriak sekeras kerasnya kepada Qabil: "Qabil, apa yang engkau lakukan terhadap saudaramu?"
Bergetar tubuh Qabil mendengar teriakan bapanya yang luarbiasa itu. Alam seluruhnya dirasakan turut bergetar dan berteriak kepadanya: "Hai, Qabil ! Apa yang engkau lakukan terhadap adikmu sendiri?"
Qabil terus lari dan lari, dicelah gunung yang tinggi, melintasi jurang jurang yang dalam. Dengan hati yang penuh ketakutan, badan gemetar dan jiwa gelisah. Bukit, gunung, jurang, pohon dan binatang apa saja yang ia jumpai, seakan akan turut mengejar dari belakang dan benteriak teriak kepadanya: "Pembunuh, pembunuh, pembunuh."
Qabil lari dan lari tenus, tak dapat merasa ketenangan dan kesenangan buat selama lamanya. Dunia ini baginya sejak waktu itu adalah tempat pelarian dan ketakutan, kerana dia sendiri yang membuat dirinya diselubungi ketakutan, sehingga menyangka musuh terhadap apa saja yang ia jumpai dan temui. Begitu susahnya didunia ini, belum lagi dia di akhirat nanti.... !
Adam dan Hawa kehilangan dua orang anak sekaligus. Seorang meninggal dunia dan seorang lagi hilang tak tentu ke mana perginya. Terhadap yang sudah meninggal, Adam dan Hawa mendoakan kepada Allah: "Ya Allah, ampunilah dia; turunkanlah rahmatMu kepadanya di Alam Banzakh, dan berilah ia tempat di Syurga di Alam Akhirat nanti."
Terhadap anaknya yang hilang, Adam dan Hawa tak benputusasa, mudah mudahan dia dapat kembali dengan kesedaran dan keinsafan, dapat menginsafi segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya, akhirnya dapatlah ia menjadi manusia yang berguna hidupnya didunia ini bagi ibubapa dan adik adiknya. Terhadap anak anaknya yang lain, Adam memperingatkan bahawa kita manusia hidup dipermukaan bumi ini bukan sendirian. Disamping kita manusia ada Setan dan Iblis yang menjadi musuh kita sampai ke anak cucu dan keturunan kita buat selama lamanya.
Adam dan Hawa menerangkan kepada anak anaknya pengalaman hidupnya berdua selama berada di dalam Syurga, bagaimana hebat dan halusnya godaan Iblis. Sekalipun dikala itu, kerana sama sama berada dialam Syurga. Adam dan Hawa dapat melihat Iblis dan dapat mendengar suaranya, Adam dan Hawa masih dapat tergoda olehnya. Apalagi sekarang setelah berada dialam bumi, dimana kita manusia tidak dapat lagi melihat Iblis dan tidak dapat mendengar suaranya, sedangkan Iblis tetap dapat melihat kita manusia, maka godaan Iblis dimuka bumi ini pasti jauh lebih hebat dan jauh lebih merbahaya bagi kita manusia.
Iblis adalah musuh kita yang dapat melihat kita dan kita tidak dapat melihatnya. Dengan begitu perjuangan kita terhadap Iblis adalah perjuangan atau perkelahian yang tidak setaraf. Tidak ubah saperti penkelahian dua orang manusia: yang pertama dengan mata terbuka dan yang kedua dengan mata tertutup. Dapatlah kita pastikan, orang yang dengan mata terbuka akan selalu menang, dan orang yang dengan mata tertutup akan selalu kalah.
Tetapi kita manusia jangan sedih. Tuhan Maha Pengasih dan Maha Adil. Kepada kita manusia diberi Tuhan satu cara untuk membutakan mata Iblis terhadap kita, iaitu bila kita mohon perlindungan Allah dari godaan Iblis dengan membaca: "A'uzubillahi minasy Syaitanir Rajim." Dan kepada kita manusia diberi kekuatan yang dinamakan iman, iaitu kepercayaan penuh terhadap Allah. Dengan keimanan yang kukuh dan kuat, Iblis tidak sanggup menggoda manusia. Iblis malah menjadi takut dan lari dari manusia yang beriman itu. Iblis
malah tidak berani mendekatinya.
Read More >>